Showing posts with label Tentang Hanif. Show all posts
Showing posts with label Tentang Hanif. Show all posts

Wednesday 15 May 2013

Hanif flu, nga aku beri antibiotik juga



Telah lebih dari 4 bulan Hanif nga kena flu.  Barulah kemarin setelah perjalanan (Panjang-Bukittinggi, Bukittinggi-Batusangkar dan balik lagi ke Padang) Hanif terserang flu lagi. Pagi bangun tidur, nga terlihat tanda-tanda ia flu. Setelah ayahnya mengajak Hanif keluar rumah jam 5.30 pagi, Ayahnya berkata padaku, “Hanif flu”. OMG,”Apakah karena aku memandikannya tadi malam setelah perjalanan jauh itu” batinku, ataukah tertular nenek buyutnya yang juga flu sewaktu kami ke Batusangkar, ataukah tertular ayahnya yang juga flu karena alergi dingin.
 
Pulang dari Bukittinggi ke Batusangkar
Apapun penyebab flu Hanif, hari-hari berikutnya adalah hari yang berat karena seperti saat sakit sebelumnya, malam hari hanif akan rewel dan sulit diberi ASI ditambah lagi AC kamar aku setting 30*C, maka bertambah gerah lah Hanif. Mmmm, benar saja, malamnya Hanif nangis dan bilang “mimik Bu, mimik..!!” tapi setiap kali disusui nga mau dan dia mengucek-ngucek hidungnya yang seperti tersumbat dan bikin hanif tambah sulit menyusu dan tidur. Paginya Hanif ku jemur di bawah sinar matahari pagi trus aku kasih multivitamin (dan mulai dari tau ia terkena flu, Hanif aku mandikan pakai air hangat), tapi ingusnya masih tetap banyak bahkan hanif kena batuk juga. Malamnya dia masih juga rewel dan nga mau nyusu, akhirnya aku putuskan untuk merah ASI dan aku campur ASI ini dengan sedikit vitamin C (Ester C) yang punya pH netral dilambung jadi baik untuk batita seperti Hanif. Keesokan harinya batuknya sedikit berkurang dan ingusnya masih ada.

Akhirnya pada malam ketiga, aku putuskan AC kamar dimatikan total, ayahnya sempat complain katanya nanti hanif tambah rewel dan aku tegaskan bahwa udara dingin sangat mempengaruhi perkembangan virus flu ditubuh Hanif, maka dengan berat hati ayahnya tidur melantai. Hehehe, emang panas sih, bayangkan aja kota di dekat laut malam hari masih panasss dan mengerahkan (apapun akan aku perjuangkan asalkan hanif tidak begitu cepat diintervensi oleh obat kimia apalagi antibiotic). Keesokan harinya hanif benar-benar nga batuk dan ingusnya nga mengalir seperti sebelumnya.
 
Mmm, ini foto Hanif yang lagi ceria :)
Kebetulan alpokat dan buah jambu biji yang kami bawa dari tempat neneknya di Batusangkar sudah masak maka aku berilah hanif kedua buah ini untuk daya tahan tubuhnya memerangi virus flu. Alhamdulillah, terakhir aku menidurkan hanif dan saat mengetik journal ini, hanif tidak flu dan nga terdengar suara batuknya. Namun AC kamar masih aku matikan dan hanif masih terus aku paksa untuk minum ASI tiap sebentar. Kini Hanif hampir beranjak ke usia 17 bulan dan sekali lagi Alhamdulillah, ia masih belum pernah tersentuk antibiotic dan Parasetamol pun baru sekali itupun diberi lewat anal, saat Hanif panas tinggi 39,8*C. Ketika itu kami membawanya ke UGD dan mestinya dari yang aku baca, bayi tidak boleh dibawa ke UGD karena di sana tentunya banyak berkeliaran kuman penyakit.

Kesimpulanya yang dibutuhkan oleh ibu saat anaknya terserang demam atau flu adalah perhatikan gizinya, lingkungan tempat anak berada, dan kenyamanannya lahir batin. Untuk gizi, ya perhatikan pola makan, selalu beri ASI jika anak menolak, perah ASI dan beri mengunakan sendok, dan jika perlu beri multivitamin yang aman dan buah yang kaya vitamin. Untuk lingkungan, pastikan udara tidak lembab dan dingin, jemur anak di pagi hari (sinar matahari pagi berfungsi sebagai desinfektan/pembunuh kuman), mandikan dengan air hangat. Untuk kenyamanan lahir danbatin anak, peluklah ia, buatlah anak tertawa ceria, bersabar jika ia rewel, usahankan cukup istirahat, peluklah ia, dan susui sesering mungkin sepanjang malam. Memang sedikit repot, tapi setimpal untuk masa depan tanpa ketergantungan antibiotic. Meski kita tak pernah tau bagaimana masa depannya kelak, tapi memberikan perawatan terbaik yang kita mampu perjuangkan juga merupakan “takdir” mereka dari usaha kita.

Friday 22 February 2013

Lihatlah ibu anakmu yang tangguh ini

Hati seorang ibu yang mana yang tak akan merana, saat melihat buah hatinya terlihat tersiksa karena sakit. Aku pernah menangis, terpukul, tersinggung (rada lebay nih..), karena suamiku menganggap aku bereakasi terlalu berlebihan ketika hanif sakit. Suamiku bilang reaksiku tidak baik untuk pertumbuhan Hanif ke depan. Baiklah, secara logika itu benar, tapi hey.., logika? Kemana perginya logika?. Logika ibu telah disabotase oleh sistem limbiknya. Jadi jangan bicara soal logika saat ibu melihat ada yang tak beres dengan anaknya karena sekuat apapun ia, air matanya tak akan mudah dibendungnya atau bahkan ia bisa melakukan tindakan diluar nalar, akal sehat, atau apalah namanya ketika anaknya dalam bahaya.

Meski begitu, meski aku tahu Hanif merana dalam sakitnya (merana? lagi-lagi itu terlalu hiperbola kata suamiku, ya... atau setidaknya itulah yang ditangkap oleh mata seorang ibu), tapi aku takkan pernah mau menyerahkan Hanif langsung ke tangan dokter ketika ia sakit. Meski segala rasa berkecamuk di batinku, segala kecemasan membentuk kabut hitam di benakku, namun Hanif tetap aku biarkan berjuang bersama “tentara” di tubuhnya dalam memerangi kuman penyakit yang menyerangnya. Meski dalam kekhawatiran aku tak ingin begitu cepat mengintervensi Hanif, aku sadarkan dan yakinkan diriku bahwa Hanif itu tangguh, seperti yang diucapkan suamiku. Ya, meski hampir selalu aku berlinang air mata ketika melihat Hanif dipuncak kritis setiap melawan kuman penyakit, namun aku berjuang untuk tidak langsung menyerah pada obat dokter.

Yang bisa aku lakukan untuk menenangkan diriku adalah memastikan taraf parahnya penyakit Hanif seperti mengecek selalu suhu tubuhnya, memperhatikan setiap pertanda yang timbul dan mencari tau sebanyak-banyaknya informasi tentang apa penyakitnya dengan searching di google atau tanya ke teman, dan memastikan gizi dan asupan makanan yang bisa mengurangi sumber atau penyebab sakitnya Hanif. Namun, maukah aku tunjukkan hal yang paling utama, yaitu asupan ASI yang intensif, selain ASI dapat memenuhi kebutuhannya akan zat antibodi, ASI juga akan menenangkan bayi yang sakit secara psikologis.

Kini Hanif telah 14 bulan dan bulan demi bulan naluriku, ketangguhan hanif semakin diuji untuk terus dan harus mampu bertahan melawan kuman penyakit tanpa intervensi antibiotic. Setiap hanif sukses berjuang dari sakitnya seolah matanya berkata: “Lihatlah ibu anakmu yang tangguh ini bisa berjuang kan, tanpa antibiotic”.

Oleh-oleh dari Jakarta

Hari pertama saat pulang dari Jakarta hanif baik-baik saja. Keesokan harinya, seperti biasa selesai makan pagi hanif main sebentar lalu mandi lalu matanya mulai mengantuk dan ia pun minta tidur, suhu kamar aku turunkan di 25*C agar hanif nyaman, biasanya hanya 27*C. Setelah hanif terlelap tidur akupun keluar kamar, cuaca diluar mendung dan sejuk, tapi tak terlintas difikiranku bahwa tempereratur di kamar hanif akan lebih dingin, hanya setelah terdengar suara tangisan aku masuk kamar dan aku rasakan memang temperature kamar dingin.


Hanif tidak terlihat seperti biasanya saat setelah bangun tidur, ia terlihat masih lesu dan masih tetap berbaring di kasur dan sedikit gelisah. Aku kembali menyusui hanif dan iapun tertidur, tapi aku tetap tidak menurunkan temperature AC, aku berfikir hanif akan nyaman dengan suhu sesejuk ini. Kira-kira 20 menit hanif bangun tapi ia masih tetap terlihat lemas dan lesu. Aku mulai curiga dan saat aku sentuh hanif, suhu tubuhnya panas, panas sekali.

Dugaanku suhu tubuh hanif sudah lebih dari 38*C, aku keluarkan hanif dari kamar dan saat di luar ruangan keringatnya tumpah ruah, mengucur deras dan suhu tubuh hanif di daerah ketiak ketika aku cek dengan termometer menunjukkan angka 39.0*C. Ya Allah, aku sempat panic. Segala macam fikiran tentang si biang kerok penyebab panas hanif berseliweran difikiranku, mulai dari step pada bayi, demam berdarah, flu aneh yang mungkin tertular dari orang-orang di pesawat, atau penyakit yang didapat dari kamar hotel, taxi, di bandara, ah.., astagfirullah fikiranku udah jauh berkelana. Namun di atas segala dugaan itu, aku menganalisa, ruangan AC yang terlalu dinginlah yang menjadi pemicu utama kuman ditubuh hanif meraja. Aku sedih mengapa aku masih belum tanggap ketika hanif menunjukkan sinyal pertama kelesuhannya.

Malam harinya tubuh hanif masih panas. Aku dan suami segera membawanya ke rumah sakit, tapi sayangnya praktek dokter anak udah tutup. Akhirnya kami ke UGD sebuah rumah sakit dan seperti dugaanku yang ada cuma dokter umum muda. Terkesan dokternya masih belum terlalu berpengalaman, kesan ini tertangkap jelas ketika perawat yang senior itu mengatur-ngatur dokter tersebut tentang obat yang harus diberi ke hanif. Perawat itu menyarankan beri obat penurun panas saja lewat anus, dokternyapun setuju dan si dokter menentukan dosis untuk diberikan ke hanif lewat anus. Aku menanyakan apakah itu ibuprofen? Karena aku pernah baca bahwa ibuprofen sebaikknya jangan diberikan untuk balita. Aku bilang aja hanif alergi ibuprofen, untungnya itu parasetamol.

Dokter itu menanyakan apakah hanif muntah, aku bilang ada, siang saat aku beri air rebusan kunyit dan malam saat aku beri pasetamol . Lah, si perawat langsung menyarankan beri obat muntah aja, dan dokter itupun setuju. Aku langsung bilang nga perlu dok, khan muntahnya bukan karena factor internal tubuh hanif, tapi karena hanif nga suka rasa kunyit dan paresetamol. Langsunglah dokternya mencoret obet muntah itu dari kertas. Weleh-weleh anakku bukan bahan pratekkan dokter baru dan obat yang diresepkan dokter tersebut nga aku pakai, meski suamiku tetap menebus resepnya.

Seperti sebelumnya setiap hanif sakit, malamnya aku begadang untuk menyusuinya, hampir tiap jam hanif menangis atau sekedar merengek dan aku menyusuinya sepanjang malam. Kepalaku agak terasa pusing paginya, aku langsung minum vitamin C. Paginya, Hanif bangun agak telat dan beberapa jam setelah bangun hanif ingusan, tapi ia tidak panas lagi. Ingusnya keluar terus, dan aku menganggap ini pertanda baik bahwa tubuh hanif makin berjuang untuk melawan kuman ditubuhnya.

Sampai malam harinya hanif masih ingusan. Aku merasa semakin drop dan juga ikut ingusan malamnya, keesokan paginya aku batuk, untungnya hanif tidak batuk. Namun batukku kian menjadi, hingga di hari berikutnya yang aku cemaskan terjadi. Hanif juga ikut batuk, meski ingusnya udah nga ada lagi. Malam-malam yang aku lalui kurang tidur, itulah yang bikin batukku nga berkurang. Aku minum  vitamin C tiga pil sehari @800 mg, banyak minum, kumur dengan air garam, minum habatusau, minum madu, makan pisang, semua udah ku lakukan tapi batukku masih belum berkurang. Aku mensugerti diri bentar lagi aku sehat, kalimat itu terus ku ucap dalam hati, meyakinkan diriku yang trauma dengan batuk karena aku pernah terserang TB paru.

Apa yang aku cemas akhirnya terjadi, Hanif tertular batukku, kasihan saat batuk ia terlihat merana (atau itu perasaanku saja karena ayah bilang hanif itu tangguh, jadi aku nga perlu khawatiryang berlebihan). Saat batuk hanif udah malas aja menyusu tapi aku nga kehabisan akal. ASI aku perah dan aku suapkan ke hanif, selain itu saat hanif makan, buburnya juga aku campur ASI. ASI, ya ASI lah obat terbaik dari Allah untuk hanif. saat makan pun hanif sering muntah, tapi dengan segala cara aku terus bujuk hanif agar mau makan.
Hari ini, tepatnya tadi sore, perjuanganku menampakkan hasil, hanif mulai banyak menyusu dan saat makan ia tidak lagi mual dan menangis tapi lahap makannya. Aku baru kasih hanif madu tadi pagi sebanyak 2 sendok makan. Aku pernah baca di sini katanya madu obat batuk yang baik untuk balita (anak di atas usia 1 tahun). Aku beli madu kualitas baik, merek Alshifa (bukan promosi ya).

Semoga besok pagi hanif udah pulih total dan kembali ceria, amin,,,. Demikian juga dengan aku semoga besok ngak uhuk uhuk-an lagi…

Wednesday 30 January 2013

Hanif rewel: sinyal bahwa ada yang tak nyaman

Udah dua hari ini hanif terlihat sedikit rewel. Tidur siangnya sebentar dan tidur malamnya kurang pulas dan sering gelisah. BAB hanif tidak padat dan 2 hari yang lalu, BABnya 3 kali dalam sehari, kemarin 2 kali dan hari ini dua kali. Aku merasakan juga telapak tangannya yang menyentuh kulit perutku terasa agak hangat. Sampai saat ini aku masih belum mengetahui penyebabnya apa.

Tidak seperti biasanya, saat berada di tempat tidur hanif masih saja minta digendong dan saat aku tawarkan untuk menyusu hanif sering menolak. Aku tahu sesuatu yang tak nyaman di tubuhnya, tapi entah apa itu. Aku menerka-nerka dan dugaanku hanif mungkin sakit perut. Sebab hanif masih sering memasukkan segala sesuatu ke mulutnya, atau sakit perut karena ada makanan, wadah, air, yang kurang bersih masuk ke perut hanif.

Perasaanku mulai nga enak dan terlintas kalimat dibenakku “apakah hanif kena diare lagi”. Aku sempat trauma kalau bicara soal diare karena meningat betapa perihnya hati saat melihat hanif yang BAB hampir tiap jam dan juga nga mau makan, nga mau menyusu. Pelajaran berharga yang aku dapat saat hanif diare dulu itu adalah mencoba seteliti dan sensitive mungkin dalam menbaca tanda-tanda ketidakberesan pada tubuh hanif. Saat sehari sebelum hanif dihujani dengan BAB 8 kali sehari, sebenarnya sudah ada tanda-tanda bahwa ia kena diare yaitu; kotarannya encer dan agak berlendir, badannya hangat, dan hanif rada rewel dan terlihat kurang lincah.

Aku tak ingin ketidaktanggapanku dan kecerobohanku terjadi dua kali, maka dengan segala hipotesis dan analisis seadanya, tegak lah sebuah diagnose amatir seorang ibu “ yap, sepertinya hanif diare dan aku akan kasih lacto B aja".  Segeralah aku kasih hanif lacto B dua kali sehari di makanannya, kemarin dan hari ini. Tadi sore saat akan mandi ternyata ada pup di popok hanif yang terlihat tidak encer, tidak berlendir, dan tidak berbau busuk seperti hari sebelumnya, berarti masalahnya tidak pada saluran pencernaannya, Alhamdulillah.

Obat yang paling aku handalkan saat hanif sakit adalah ASI. Meskipun kali ini hanif juga sering menolak saat aku susui tapi aku nga mau menyerah, sampai berkali kali aku “paksa” hanif menyusu. Sore tadi aku masih belum berhasil “memaksanya” menyusu. Baru tadi malam, saat akan mau tidur aku tawari lagi, tapi hanif hanya menyusu sebentar dan tidak begitu bersemangat seperti biasa.

Walaupun hanif kurang selera menyusu, tapi nafsu makannya tidak berkurang, setidaknya tak ada perlawan saat aku menyuapinya makan. Hal ini pertanda baik juga, tetap ada nutrisi yang masuk ke tubuh hanif. Sekarang ia masih tertidur lelap insya Allah besok hanif nga rewel lagi dan kembali mandiri, bermain dengan mainannya

Saturday 26 January 2013

"Mbum bum bum...." : Itu mobil

Saat hanif umur 8 bulan dia sudah bisa bilang mbum bum bum sambil memutar stir mobil ayahnya saat di perjalanan dan juga bilang mbum bum bum ketika ada mobil benaran yang sedang hanif lihat atau ada suatu objek yang mirip mobil, entah itu motif di bajunya, di popoknya, bahkan di buku . Aku dan suami heran kok hanif sudah bisa mengenali suara mobil, bilang bum bum bum sambil memutar stir, dan juga mengkorelasikan wujud benda beroda ini dengan gambar yang mirip dengan aslinya, yang ia sebut sebagai mbum bum bum.


Lucu sekali, setiap selesai mandi ia menunjuk ke popoknya sambil bilang mbum bum bum. Aku yang awalnya nga peduli baru sadar beberapa hari, setelah aku pandangi popoknya ternyata beneran bermotif mobil dan aku juga baru sadar kalo selama ini popok birunya itu bermotif mobil yang sebelumnya terabaikan olehku. Demikian juga saat bajunya yang bergambar mobil terletak di atas kasur, hanif juga akan melakukan hal yang sama, menunjuk sambil bilang mbum bum bum ke arah baju itu.

Aku sempat berfikir lama, kok hanif cepat sekali mengasosiasikan suara mobil dan bentuk sebuah mobil bahkan dalam wujub sebuah gambar. Apakah karena suara mobil ayahnya yang begitu berisik???. Kalau aku fikir-fikir lagi sepertinya memang ini penyebabnya. Aku dan suami yang udah terbiasa dengan suara berisik mesin mobil ini mungkin nga ambil peduli, tapi bagi hanif, dalam diamnya selama hampir 8 bulan yang lalu, ternyata dia meneliti, menyerap, merekam, mengasosiasikan, dan menyimpulkan setiap informasi yang masuk melalui indranya.

Luar biasa, aku sadar, aku tak boleh menganggap hanif sebagai bayi yang bodoh dalam diamnya, ternyata dalam diamnya dia berfikir, menganalisa, berhipotesis, dan mencari makna tentang dunia di luar dirinya. Wah benar kata suamiku, kami harus hati-hati dalam bersikap karena hanif akan jadi spon paling efektif yang akan menyerap setiap tumpahan perbuatan dan perkataan kami.

Tuesday 15 January 2013

Hanif sudah bisa menahan muntah

Yang selalu membuatku deg-degan saat memberi makan hanif adalah ketika hanif terlihat akan mau muntah dan terlihat mulai mual. Tadi meski hanif terlihat akan muntah dan mual, tapi dia bisa mengontrol gerak makanan tersebut agar tidak keluar dari mulutnya. Alhamdulillah...

Dulu setiap ada tanda-tanda tadi aku udah pasrah saja melihat makanan yang udah hampir setengah jam aku suap ke hanif keluarani dari mulitnya dan jatuh ke lantai. Hanifpun terlihat trauma dan kedang sering menangis ketika akan disuapi makan lagi.

Sekarang hanif sudah satu tahun dua minggu dan ini adalah momen yang paling aku tunggu karena dia telah berhasil mengontrol gerakkan kerongkongannya.

Thursday 10 January 2013

Nama bayiku Hanif


Hanif, aku ingin nama bayiku ini hanif. itulah kata yang terlontar dimulutku, saat perjalan pulang setelah mengetahui dari hasil USG bahwa jenis kelamin bayi yang aku kandung ini adalah laki-laki. Aku melakukan kontrol rutin ke dokter kandungan tepat kehamilan ku masuk bulan ke 5, kala itu adalah hari raya ke tiga idul fitri. Ya, semenjak itu aku selalu berbicara dengan bayi dalam kandungan ku ini dengan memanggilnya hanif. 

Tak ada yang pernah bertanya mengapa aku memberinya nama hanif. Bahkan suamiku sekalipun tak pernah menanyakan mengapa kok aku memilih nama hanif.

Hanif, adalah kata terindah yang pernahku dengar, tidak hanya indah dalam lafasnya tapi juga indah dalam maknanya. Aku mengenal kata ini pertamakali dari seorang teman kuliahku yang seorang jilbabber. Ia berkata, aik kenapa tidak memakai jilbab aja sekalian, aik tidak berpakaian ketat, sopan, sering shaum, tak pernah tinggal sholatnya, aik termasuk hanif, tapi kok ndak berjilbab.

Aku tersanjung, dan aku tak pernah memandang diriku semengagumkan ucapan kawanku itu, apalagi dengan istilah hanif, indah sekali kata-kata itu. Kata-kata itulah yang membekas hingga kini yang juga menjadi salah satu motivasiku untuk berhijab secara baik.

Nama itu ingin aku abadikan dalam akhlak anakku. Hanif, seorang yang lurus dalam menjalankan agamanya.

Monday 31 December 2012

Hanif 12 bulan: mulai memahami kata dan mengkorelasikan satu hal

Kian hari hanif kian berkembang.  Ia sudah tahu beberapa makna kata. Jika aku bilang mana kepala hanif maka ia akan nepu-nepuk kepalanya, jika aku aku bilang mana perut gendut hanif maka ia akan nepu-nepuk perutnya, aku bilang mana kaki hanif maka ia akan nepu-nepuk kakinya. Lucu sekali, bahkan jika kebetulan dalam kalimat  aku menyebut salah satu kata yang hanif kenal maka ia langsung bereaksi memengang bagian tubuhnya.


Hanif menyapa orang dengan pangilan adek dan kakak, namun keseringan sih manggil adek, hahaha. Ketika dibawa ke mall atau toko buku maka semua orang akan disapa hanif. Dengan suara lantangnya “adek” bikin orang yang disapanya tertawa.

Yang paling menarik dari perkembangan hanif saat ini adalah kemampuannya meniru dalam mengkorelasikan satu kejadian dengan satu tindakan. Saat di bawa ke teras muka neneknya selalu menyapa bapak yang mengunakan sepeda motor dengan pangilan “pak”. Hasilnya setiapkali hanif mendengar suara sepeda motor maka hanif akan berkata “pak………”

Ayahnya selalu mengatakan dada saat akan pergi kantor. Hasilnya setiapkali ayahnya menjauh bahkan ke kamar mandi sekalipun, maka hanif akan berkata “dada…”. Hanif pun akan melihat ayahnya pergi mengidupkan mesin mobil membuka pintu pagar sambil melambailkan tangan bilang assalamualaikum, “dada hanif…” mesin mobil pun menjauh dan hanif bilang “dada” . Hasilnya setiap kali dengar suara mesin mobil hanif langsung melambaikan tangan sambil bilang “dada…”.

Lucu sekali melihat sosok yang begitu naïf ini. Ia selalu ceria, selalu ingin tau, selalu punya semangat untuk belajar, dan pantang menyerah. Mmm, sesuai sekali dengan namanya hanif firas ismail, ismail yang gigih dan bersikap istiqamah, khan nama itu doa ya….., amin.

Wednesday 26 December 2012

Hanif kolik : paradoks pasca persalinan

“Bayi ibu kena kolik, jadi coba hindari dulu minum susu beserta produk olahannya hingga 2 minggu, jika bayi tidak rewel berarti ia intoleransi protein sapi atau intoleransi laktosa”, demikian kata dokter anak menjelaskan penyebab rewel berkepanjangan hanif mulai dari jam 5 sore hingga jam 10 pagi dengan durasi 3 jam sekali selama lebih dari 20 menit, rewelnya nga tanggung-tanggung disertai teriakan histeris tanpa henti, muka memerah, dan kaki dihentak-hentakkan, terlihat begitu kesakitan dan tersiksa (yang ibuku bilang kayak di jepit pintu).  

Istilah kolik ini pernah aku baca sepintas saat aku mengumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang masa kehamilan dan bersalin. Tapi sayangnya kala itu aku nga begitu terkonsentrasi dengan perawatan bayi dan permasalahan seputar bayi setelah lahir. Karena nga ada keluhan yang aku dengar dari ibu-ibu lain bahkan dari temanku yang telah melahirkan dan pada masa perawatan bayi tentang kendala mereka, yang ada hanyalah tentang menakutkannya proses persalinan dan seolah setelah itu, plong deh (atau aku kah yang melewatkan sinyal itu karena terlalu focus pada masa kehamilan dan malahirkan ya?!). 

Hanif mulai berperilaku seperti yang difenisikan sebagai kolik itu, setelah berumur 2 minggu. Memang sebelum itu hari-hari sebagai ibu begitu menyenangkan meskipun kurang tidur (menyusui 2 jam sekali diselingi dengan pup dan pipis, trus nyusu lagi) setidaknya hanif tidak menangis histeris tiap sebentar dan berlangsung lama.

Kolik hanif tampaknya memang karena intoleransi susu sapi karena setiap aku makan yang ada kandungan susunya, mulailah hanif menangis histeris. Saat itu jika aku masih cukup kuat aku akan mengendongnya sambil dinyanyikan, jika aku sudah melemah tak berdaya maka hanif hanya aku baringkan tengkurap di dadaku sambil aku elus punggungnya. Pemberian minyak kayu putih, minyak telon, minyak adas, minyak bawang merah semua udahku coba dan ternyata nga mempan. Dokter meresepkan enzim pencernaan tapi sulit sekali obat itu bisa ditelan hanif dan itupun kadang manjur kadang enggak. 

Hal terberat yang aku alami dimasa hanif kolik adalah pengasuhan seorang diri, suamiku dinas di kota lain yang pulangnya 1 bulan sekali itupun hanya untuk beristirahat karena udah capek bekerja. Aku tidak minta tolong orang tua ataupun sodara yang lain, di kamar tidur hanya ada aku dan hanif. Hingga hanif berumur 55 hari aku sudah mulai down, lelah fisik dan psikis. Aku yang mestinya bahagia telah melahirkan seorang bayi lucu yang hampir 1 tahun aku idam-idamkan malah membuatku sering menangis karena koliknya hampir-hampir serasa ingin menyiksa dan membunuh aku yang masih belum pulih dari proses persalinan. Ya, sindrome baby blue bagai sebuah paradoks pasca persalinan.

Hingga di hari ke 56 aku minta tolong ibuku untuk beberapa saat mengendong hanif agar aku bisa sedikit beristirahat, tapi masih nga bisa, kok rasanya selagi hanif masih nangis aku nga bisa tidur ya. Ibuku udah nga sanggup bertahan di hari ke 59 dan hari ke 60 adalah hari pertama kami pindah ke Padang. Total hanif mengalami kolik dengan tangisan histeris lebih kurang 4 bulan dan setelah itu nga begitu interns dan nga terlalu lama, yang biasanya berlangsung sepanjang malam.

Monday 24 December 2012

Demam hanif karena giginya tumbuh

Udah dua hari hanif demam tapi tidak menunjukkan adanya tanda-tanda flu, dia masih bermain riang, makannya banyak, dia tetap lincah hanya saja badannya panas dan agak rewel kalau malam. Kejanggalan lainnya, hanif suka sekali mengigit saat menyusu bisa dibilang hampir setiap menyusu hanif selalu mengigit. Aku sempat berfikir apakah karena giginya tumbuh dan melukai gusinya makanya hanif rewel dan mengigit saat menyusu.

Aku nga mau ambil resiko dengan sok tau. Karena yang menjadi perhatianku adalah demam dan rewel hanif dimalam hari, maka seperti biasa aku tanya paman google lagi dengan key word “penyebab bayi demam”. 

Aku percaya bahwa telah banyak informasi cerdas dan orang yang punya pengalaman tentang parenting dan mau berbagi, itulah yang ku rasakan manfaat dari “era web diary”. Nah akhirnya ketemu juga beberapa artikel yang melegakan dan mendukung argumenku :

Artikel pertama nemu di sini :

Apa itu Demam ?
Otak memiliki pusat pengatur suhu tubuh yaitu dibagian otak yang disebut dengan hipotalamus yang mangatur set point yaitu titik suhu tubuh yang diinginkan. Bila terjadi infeksi, maka hipotalamus akan meningkatkan set point suhu tubuh sebagai cara untuk melawan penyebab infeksi.
Beberapa penyebab demam diantaranya, infeksi bakteri, infeksi virus, obat-obatan, penyakit berkaitan dengan paparan panas, leukemia, penyakit hodgkin, juga pada kondisi pasca imunisasi dan saat anak tumbuh gigi.
“Biasanya, demam disebabkan karena adanya infeksi yang belum tentu infeksi serius,” ungkap Ghazali.
Perlu diingat, banyak kondisi lain yang bukan infeksi namun juga dapat menyebabkan timbulnya demam.

Kapan Demam Dikatakan Sakit?
Kecuali bila mengalami kenaikan suhu tubuh yang sangat tinggi secara terus menerus, misalnya hingga mencapai di atas 41°C. Bisa dikatakan, demam mengindikasikan penyakit tertentu.
Coba perhatikan beberapa kondisi berikut:
•   Apakah Bayi dan Anak masih dapat bermain
•   Apakah Bayi dan Anak masih dapat makan dan minum dengan baik
•   Apakah Bayi dan Anak merespon terhadap rangsangan dari luar
•   Apakah warna kulitnya normal
•   Apakah terlihat perbaikan ketika suhu tubuhnya turun


Lalu apa tanda-tandabayi tumbuh gigi, aku nemu artikel berikutnya:
Artikel kedua nemu di sini :

Tanda-tanda tumbuh gigi
Bagaimana kita tahu kalau si kecil sedang mengalami tumbuh gigi? Tandanya antara lain gusinya bengkak di tempat gigi tersebut akan muncul. Sebagian bayi merasa sangat tidak nyaman dengan hal ini sehingga cenderung rewel, menangis, menolak makan/minum, dan sering terbangun malam hari, walaupun ada juga bayi yang tenang-tenang saja. Keadaan ini dimulai 3-5 hari sebelumnya dan akan berkurang saat gigi sudah muncul ke permukaan gusi. Bayi memproduksi banyak air liur namun kemampuan untuk menelannya terbatas, sehingga air liur jadi menetes terus dari mulut. Pada saat yang sama, mereka juga suka menaruh benda di mulut dan menggigitnya. Kedua hal ini merupakan bagian dari perkembangan bayi normal, dan tidak selalu berhubungan dengan proses tumbuhnya gigi. Selain itu, bisa juga terdapat demam ringan (kurang dari 38,5*C).

Lima tanda bayi tumbuh gigi
  1. Gusi membengkak: Anda dapat melihat sebagian gigi muncul di gusi.
  2. Air liur menetes: Bayi Anda meneteskan air liur seperti keran yang bocor.
  3. Rewel: Si kecil jadi sering menangis dan susah ditenangkan.
  4. Sering terbangun malam hari: Biasanya bayi Anda tidur dengan tenang pada malam hari, namun sekarang sering terbangun dan minta digendong.
  5. Menggigit benda-benda yang dipegang: Si kecil mulai mengunyah apapun yang ada dalam genggamannya.
Oh, gitu sesuai banget dengan yang tingkah hanif akhir-akhir ini. Trus bagaimana mengurangi penderitaan Hanif. masih nemu di sini:

Cara mengatasi
Untuk mengurangi penderitaan si kecil, berikan teething ring atau dot untuk digigit-gigit. Jangan memberikan dot yang dicelupkan ke cairan yang manis karena gulanya akan tertinggal di gigi dan memudahkan bakteri berkembang biak. Benda-benda yang dingin juga bisa menjadi alternatif, misalnya pisang atau jus buah yang telah didinginkan dalam lemari es. Karena ia sedang senang memasukkan benda ke mulut, si kecil jangan ditinggal sendirian untuk mencegah kemungkinan tertelan benda-benda kecil yang bisa tersangkut dalam saluran napasnya. Air liur yang menetes dari mulut bayi perlu dibersihkan supaya tidak timbul kemerahan di kulitnya.

Jika demam lebih dari 38,5oC atau kondisi anak tampak berat, mungkin hal ini bukan akibat proses tumbuh gigi dan perlu dikonsultasikan kepada dokter, demikian pula halnya bila terdapat tanda-tanda adanya penyakit lain. Mitos-mitos yang sering kita dengar belum tentu benar. Anak bisa saja terkena infeksi bersamaan dengan proses tumbuhnya gigi. Oleh karena itu, apabila terdapat gejala-gejala selain yang disebutkan di atas, kita perlu waspada. Obat-obatan penurun demam (misalnya parasetamol) dapat diberikan karena biasanya terdapat demam ringan, dan obat ini mempunyai khasiat menghilangkan rasa sakit yang ringan sehingga anak bisa beristirahat kembali. Selain itu untuk membantu menurunkan demam dapat diberikan kompres air hangat dan pemberian minum yang banyak seperti ASI, air putih, jus buah segar, dan makanan yang mengandung banyak air.

Cara mengatasi rasa tidak nyaman

  1. Berikan benda yang dingin: teething ring, jus buah dingin, pisang dingin.
  2. Obat-obatan: Asetaminofen (parasetamol) aman dan efektif untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada bayi Anda, sehingga ia bisa tidur dengan nyenyak kembali.

Ok…, akhirnya aku lega berarti demam hanif yang masih kurang dari 38*C ini nga perlu aku tanggapi dengan khawatir yang berlebihan.

Oh, iya tadi aku beli seperangkat alat intuk membersihkan gigi Hanif. Jika gigi hanif yang baru ini berhasil tumbuh maka total gigi hanif saat ia berusia 12 bulan ini adalah 10 buah dan harus dirawat agar nga itam-itam alias karies. Untuk perawatan gigi pada bayi juga nemu di sini:


Perawatan gigi pada bayi
Perawatan gigi yang baik dimulai sejak dini. Sama seperti gigi kita, gigi bayi juga perlu dibersihkan, bahkan sejak gigi pertama tumbuh. Kita seringkali tidak menyadari bahwa waktu yang paling tepat untuk menggosok gigi adalah sehabis makan dan sebelum tidur. Gunakan sikat gigi khusus bayi yang lembut dan oleskan sedikit pasta gigi anak-anak. Jangan membiasakan memberi makanan yang manis pada bayi karena gula yang tertinggal dapat meningkatkan risiko karies gigi. Hal yang sama juga bisa terjadi akibat kebiasaan membiarkan botol susu tetap berada di mulut bayi saat ia tertidur.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...