Ini aku tulis saat telah
berlalu 4 hari dari keputusan ku untuk tidak member Hanif antibiotik yang telah
diresepkan dokter anak, akhirnya… Hanif mulai pulih.
Malam ini dia bisa tidur tanpa
sering batuk dan ingusan. Sebenarnya dari tadi siang sudah mulai ada tanda2
perbaikan kondisi hanif. Suhu badannya yang malam kemarin 38 C, siang tadi udah
turun jadi 37,4 C. Batuknya udah sesekali (2-3 sekali) dan hidungnya tidak
mengeluarkan ingus sejak tadi pagi. Walau malam sebelumnya getar getir dan sempat
beberapa kali berurai air mata akhirnya perjuanganku untuk tidak memberikan
satupun obat yang diresepkan dokter ke hanif berbuah manis, Alhamdulillah..
Faktanya
ini tidak mudah…, setidaknya bagiku.
Memutuskan
untuk menunda pemberian antibiotik itu harus aku bayar dengan konsekuensi ekstra
treatment kepada hanif. Ya, keputusan
untuk memberi yang terbaik bagi buah hati memang harus dibayar dengan
pengorbanan yang setimpal, bukan?.
Berikut ini catatan perjuanganku:
- Yang paling utama aku terus berdoa, doa, dan doa semoga Hanif baik-baik saja dan cepat pulih.
- Tetap yakin kalo daya tahan tubuh hanif kuat kan anak asi (walau kadang sempat deg deggan apa keputusan ku untuk menunda pemberian antibiotik ini tepat untuk kondisi Hanif seperti ini, tapi naluri, insting ibu kadang bisa diandalkan disamping juga ibu harus banyak baca tentunya.. dan bertanya ke temen-temenku yang dokter)
- Nutrisi makanan yang aku makan benar2 aku jaga berhubung Hanif masih 6 bulan 2 minggu dan masih belum aku beri MPASI (dengan pertimbangan hanif masih kolik dan aku pernah baca bahwa enzim penceraan baru mulai sempurna pada saat umur bayi 7 bulan, jika ada kesempatan nanti aku bahas tentang ini) maka. Aku usahakan makan jeruk 6 buah sehari, banyak minum air putih, makan banyak sayur dan mengkonsumsi protein.
- Intensitas menyusui aku tingkatkan. Selama Hanif terjaga aku tawari selalu asi. Bahkan kadang cenderung aku paksa, hanif kadang protes dengan mengigit puting susuku sekaligus ia menguji kekuatan dua gigi bawahnya yang baru tumbuh huhu.. sakitnya…, tapi demi hanif aku ngapernah jera untuk terus “memaksanya” menyusu, krn aku yakin asi adalah “obat” terbaik bagi hanif saat ini.
- Aku selalu cek suhu tubuh hanif (pagi, siang, sebelum hanif tidur malam, dan tengah malam). Aku pernah baca buku raising your child yang dikarang Dr. Oz. Menurut Dr. Oz jika anak memiliki demam rendah 37,8 C kita tidak perlu melakukan apapun (spt ke dokter atau khawatir), kecuali memastikan ia dapat cukup tidur, cairan dan multivitamin hariannya. Meski kita terkadang terdorong untuk menurunkan demamnya secepat mungkin sebenarnya kita tidak perlu tergesa-gesa memberikan obat jika : demam tidak menggangu anak, anak tidak punya riwayat demam hingga kejang, dan anak tidak menunjukkan gejala lain. Pada dasarnya menurut DR. Oz demam itu bagaikan alarm yang memberitahukan bahwa ada yang tidak beres pada tubuh anak. Demam merupakan bagian penting respon kekebalan tubuh. Ketika tubuh dimasuki kuman (virus atau bakteri) respon kekebalan tubuh diaktifkan sehingga suhu tubuh meningkat untuk memanggil sel-sel kekebalan tubuh. Kemudian sel-sel kekebalan tubuh ini bekerja membunuh kuman. Jadi demam menunjukkan bahwa tubuh tengah menghadapi infeksi dan perlu menemukan jenis infeksi apa yang terjadi, seberapa parah si anak, dan apa rencana berikutnya.
- AC di kamar aku matikan, pintu kamar aku buka (kami pakai kelambu agar bebas nyamuk). Tujuannya agar udara tidak lembab dan sirkulasi udara lancar. Pernah aku tetap menghidupkan AC saat hanif batuk hasilnya batuknya tambah parah bahkan yang tadinya hanif tidak ingusan jadi ingusan, akhirnya aku putuskan berpanas ria
- Pagi-pagi Hanif sunbathing. Tujuannya mengurangi perkembangbiakan kuman dan mengurangi kelembaban di saluran hidung hanif. Aku ingat sewaktu kuliah dulu ada teman yang penelitiannya tentang fungsi sinar matahari sebagai desinfektan. Aku googling untuk lebih meyakinkan dan ternyata benar. Ini artikelnya: Heliotherapy, Penyembuhan dengan Sinar Matahari Pagi di http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2010/03/01/heliotherapy-penyembuhan-dengan-sinar-matahari-pagi/.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih telah berkunjung dan memberikan komentar :)