Laman

Tuesday, 27 November 2012

Hanif yang Ngantuk



Lucu dan kasihan jika melihat Hanif yang menterjemahkan sensasi rasa kantuknya dengan menggaruk kepala dan telinga, bahkan seperti mencongkel matanya, yang terakhir ini sering membuatku mengerenyitkan dahi dan langsung menahan tangannya. Bagi bayiku, hanif, tindakan ini sering melukai kepala, telinga dan kulit disekitar matanya. Jika sudah begitu frustasi dengan sensasi ini yang belum juga bisa menumbangkan hanif ke alam mimpi, maka ia akan menangis histeris. 

Aku memang tidak mengunakan ayunan atau  mengendong hanif untuk alasan menenangkannya di saat rasa kantuknya mulai datang setelah ia berumur di atas 3 bulan, kecuali pada saat hanif mulai terserang kolik yang memang harus aku gendong unutk bisa menenangkannya. Alasannya aku ingin mengajarkan sedini mungkin pada hanif bahwa sensasi itu adalah indikasi dari tubuhnya yang ingin tidur dan juga aku ingin agar hanif bisa cepat belajar menenangkan dirinya sendiri tanpa perlu dibuai atau digendong.

Ternyata teknik yang ku pakai ini memang nga mudah, kadang mempan kadang tidak dan kadang aku salah menebak apakah itu rasa kantuk saja atau rasa kantuk yang dibarengi dengan kolik hanif yang hasilnya adalah tangisan berkepanjangan selama 30 menit. Jika itu sudah terjadi biasanya aku akan nyerah dan langsung mengendong Hanif yang berarti ada sesuatu yang memang nga enak di tubuhnya. Menunggu hingga 30 menit bayiku menangis adalah satu tindakan paling emosional yang sering kerap membuatku menangis. 

Selalu aku amati reaksi hanif saat mulainya gejala kantuk hanif hingga ia bisa tertidur. Memagn terlihat perkembangan cara hanif menenangkan dirinya, muali dari menangis dengan berirama konstan “nge nge nge… nge nge nge..” hingga akhirnya tertidur, atau mengelengkan kepala ke kiri dan ke kanan barulah tertidur di gelengan yang ke 50 kalinya, mengerak-gerakkan kakinya di kasur, atau memandangi AC yang mengelaurkan suara hingga membawa hanif ke alam mimpi.

Kini hanif telah 11 bulan ia mulai paham kalo sensasi yang ia rasakan adalah rasa kantuk. Setelah aku puas aku ajak mamin di luar kamar maka hanif yan sudah bisa jalan ini akan menarik tanganku ke kamar dan setelah aku buka pintu kamar, hanif naik sendiri ke atas tempat tidur. Satu lagi reaksi terbaru hanif saat rasa kantuk menyerang yang baru-baru ini aku amati adalah matanya yang dipicingkan sekuat-kuatnya seolah menahan rasa kantuk. Dan jika aku tak cepat paham dengan gelagat ini maka tangis histeris hani fakan pecah karena ia berfikir kalo aku tidak juga paham dan mengajaknya ke tempat tidur sekedar untuk menemaninya tidur atau ingin minta ASI. 

Mmm…, senang rasanya usahaku untuk mengenalkan “itu tanda hanif ngantuk” membuahkan hasil. Meski kadang memang tak mudah bagi hanif untuk bisa langsung tertidur, namun setidaknya aku tidak megajarkan hanif tergantuk dengan buaian atau trik-trik menengkan diri diluar dirinya sendiri, karena aku yakin hanif bisa. Insya Allah….

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah berkunjung dan memberikan komentar :)