Dulu
udah pernah bikin sponge cake pandan yang lembut, gurih, lembab, dan enak, tapi
lupa nyatat komposisinya bahannya berapa, yang ada cuma bahannya aja tanpa aku
cantumkan nilainya, jadi bingung terigu berapa, minyak berapa, santan berapa,
setelah dicari kemana-mana resepnya nga ketemu. Pingin banget nyobain cake
pandan yang kayak gitu lagi, jadinya terpaksa bereksperimen lagi, tapi hasilnya
masih belum memuaskan udah tiga kali nyoba yang ketiga ini baru deh ketemu
resep yang oke. Duh senangnya, bagaimana tidake aku berhasil bereksperimen
sekaligus juga berhasil menikmati cake yang ku idamkan sejak lama (lebay dikit
terbawa suasana soalnya).
Penasaran
juga mengapa dan apa yang menyebabkan ketiga cake ini punya rasa, tekstur, dan
kelembaban yang berbeda, makanya aku coba kembali membandingkan komposisi bahan
ketiga resep ini. Berikut hasil perbandingannya:
Gambar 1. Perbandingan tiga
tekstur sponge cake dengan variasi komposisi bahan
Berikut tabulasi perbedaan komposisi bahan yang aku perbandingkan terhadap 1 butir telur (bukan perberat telur, kecuali untuk rasio lemak terhadap telur yang mengunakan ukuran berat rata-rata telur sekitar 50 gr). Mengapa
aku mengunakan telur sebagai pembanding, karena untuk tipe cake dengan teknik
sponge cake ini, menurut analisaku (ku tekankan lagi, menurut analisaku…) telur
merupakan agen terpenting yang paling berkontribusi terhadap kemampuan adonan
dalam mengikat/menangkap udara dan mengemulsikan bahan lain (terigu, gula, lemak,
dan udara) ke dalam cairan yang terdapat di dalam telur. Kestabilan emulsi ini
bergantung pada keseimbangan komposisi bahan terhadap telur. Satu-satunya bahan
yang paling dominan menyokok berat adonan sebelum dipanggang adalah telur,
berbeda ketika telah matang terigu bersama protein telurlah yang menyokong
rongga pada cake.
Tabel 1.
Perbandingan kandungan bahan tiga buah sponge cake pandan
*rasio
setiap bahan terhadap perbutir telur
**asumsi: 1/3 bagian dari
santan adalah lemak dan berat 1 butir telur adalah 50 gr
Sumber: Percobaan Ibu
Hanif, 2013
Mungkin
untuk pakar patiseri bukanlah hal yang sulit mengetahui secara matematis dan
menganalisa perbedaan ketiga cake ini, tapi bagiku yang masih seumur jagung
mengenal dunia perbakingan, musti mikir dulu. Namun ada beberapa perbedaan
bahan yang bisa dianalisa dengan kasat mata, missal ini: tekstur cake terpadat dan
terlalu lembab ada pada cake I, analisanya ini karena terigu dan bahan cairnya
lebih banyak dibanding dua cake lainnya.
Untuk
lebih memastikan dan menyakinkan dugaan ini ada baiknya melihat table di atas.
Dari rasio terigu terhadap telur bisa dilihat bahwa cake pertama lebih tinggi
dan juga jumlah santan dan minyak juga tinggi, sehigga menghasilkan pori-pori
yang terlihat rapat/kurang berongga, terlihat lembab, dan crumbnya juga nga
banyak. Sedangkan untuk cake kedua menurutku adonannya terlalu encer, rasio
cairan (dari santan dan juice pandan) terhadap terigu terlalu tinggi sehingga
cake lambat matang dan hasilnya cake agak kering di bagian pinggir sedangkan
bagian tengah masih belum sempurna matangnya. Diantara ketiganya yang paling
baik teksturnya adalah cake yang ketiga, cake ini teksturnya lembut, nga
sekering cake kedua dan pori nga serapat cake pertama, cukup ringan, nga seret,
dan nga padat.
Berpatokan
pada sifat dari setiap bahan dimana terigu dan telur (dalam hal ini putih
telur) bertindak sebagai pembangun rangka pada cake dan memberi sifat keras
(toughness) sedangkan lemak dan gula memberikan sifat lembut (tenderness) pada
cake maka aku mencoba menghitung rasio gula terhadap telur dan rasio lemak
terhadap telur.
Berdasarkan
table di atas bisa disimpulkan bahwa cake I memperoleh kelembutan dari lemak
karena tingginya kandungan lemak terhadap telur, tapi rasio gula terhadap
terigu rendah, dan perbandingan terigu terhadap perbutir telur tinggi, sehingga
meskipun cakenya lembab dan lembut tapi teksturnya lebih padat/kurang spongy dan
tidak ringan. Adapun untuk cake III memperoleh kelembutan dominan dari gula,
bisa dilihat pada table bahwa rasio gula terhadap terigu tinggi, namun cake
masih besifat spongy karena jumlah bahan lain yang disokong oleh telur tidak
sebanyak dua bahan bahan lainnya sehinga pori-pori cake terbentuk dengan baik.
Cake II
memiliki tekstur yang kering karena disebabkan oleh penambahan susu, susu walupun
menjadikan cake lebih kaya rasa, tapi ia mengandung protein yang juga membantu
menyusun rangka pada cake dan memberikan tekstur cake yang keras (tough) dan
memberikan kekeringan (dryness), sebagaimana telah aku baca pada beberapa
situs. Oleh karenanya cake II juga bersifat kering dan keras disamping juga
karena factor overbaking, sebagaimana yang telah aku sebutkan sebelumnya.
Nah,
jelaslah kini mengapa cake III lebih woukehhh, ya karena beberapa penjelasan di
atas. Oh iya dari perbandingan di atas aku juga memvariasikan beberapa jenis
cake dan juga setelah mengetahui hal ini aku juga lebih bisa memanipulasi
karakteristik cake yang aku inginkan.
Wow.. ini yg sy cari2.. Daripada eksperimen sendiri, baca ulasannya jelas banget.. Trims ya
ReplyDeleteMksh.., hahaha, bijak sekali. smga bermanfaat..
ReplyDeleteIbu hanif, saya seorang pemula dalam membuat kue, sdh 7 Kali biking sponge cake..gagal trs, hasil yg saya dapat Dari bikin 7 kali sponge cake gagal nya sama..padahal saya sangat memperhatikan timbangan Dan bahan. Sponge cake yang saya buat hasilnya lembab, kurang Ada sponge nya, berat Dan gak Ada remahannya.., begitu saya cuil atau saya sobek teksturnya mulur Dan lembab. Dimana letak kesalahan saya..,saya penasaran Dan dibuat galau gara2 sponge cake saya kok gagal trs tidak sprti harapan.., terimakasih sebelumnya..
ReplyDelete
ReplyDeletebermanfaat sekali, sesuai dg yg saya cari, maasyaaAllah ^^
terima kasih banyak sudah berbagi