Aku tidak mengajarkan hanif di gendong untuk membuatnya tertidur, tidak mengajarkan ngempeng, dan tidak membuat suasana rumah sunyi senyap saat pagi, bahkan malam aku bunyikan Murotal Al-quran. Seperti dugaanku ternyata ini penting bagi pekembangan hanif ke depan. lebih jelasnya bisa baca artikel berikut yang aku kutip dari parenting.co.id, di sini :
5 Kebiasaan buruk bayi!
Jujur saja, saya tidak ingat mengapa kebiasaan mengempeng Anthony
jadi lepas kendali. Padahal, dibandingkan kakak-kakaknya, ia termasuk
yang paling penurut. Jangan-jangan ini karena ia selalu ‘dijejali’
empeng, ya? Ketika kakak perempuannya berusia dua tahun, saya memang
benar-benar kewalahan. Akibatnya, saya bersedia melakukan apapun, agar
ia tetap tenang. Dan, empeng jadi ‘solusi’ terbaik!
Setelah
terjatuh dari sepeda kakaknya, saya membawa Anthony, dua tahun, ke
dokter gigi. Gigi depannya menghitam gara-gara terantuk aspal. Dokter
menatapnya dan berkata, “Saya lebih khawatir dengan empengnya.” “Kok
tahu kalau dia suka mengempeng?” tanya saya. Saat itu, si kecil memang
sedang tidak mengisap empeng favoritnya. Dokter langsung menjawab,
“Salah satu gigi depannya lebih pendek dari yang lain.” Ternyata, itu
adalah bukti nyata dari penggunaan empeng yang berlebihan.
Jadi?
Mau tidak mau empeng harus dibuang. Tapi, saya benar-benar merasa
bersalah, bila harus menjauhkan si kecil dari sumber kenyamanannya.
Apalagi, ia baru saja terjatuh. Saya pun berusaha melupakan ‘urusan’
empeng untuk sementara waktu. Ketika Anthony tertarik pada sepeda mini
seperti temannya, saya membuat suatu perjanjian: Buang empeng, dan ia
akan mendapat mainan beroda yang baru.
Namun, begitu ia mulai
bosan terhadap sepeda incarannya (hanya sekitar 24 jam kemudian!), ia
minta empengnya lagi. Dan... lagi. Saya tetap berpegang teguh pada
perjanjian kami dan, secara mengejutkan, seminggu setelahnya, Anthony
sudah lupa akan empengnya, tuh!
Mengempeng, terlalu mengandalkan
susu (botol) sebagai pengantar tidur, menimang-nimang sampai terlelap,
atau kewajiban untuk menciptakan suasana hening saat si kecil tidur,
ternyata bisa membuat bayi ‘terjebak’ dalam berbagai kebiasaan buruk.
Meski kebiasaan ini amat disukai para mama (sebab si kecil langsung
tenang), nantinya Anda pasti menyesal. Bukan apa-apa. Efek sampingnya
benar-benar merugikan, mulai dari biaya perawatan gigi anak membengkak,
sampai terjadinya obesitas (kegemukan). Belum lagi, Anda akan menderita
kurang tidur yang cukup kronis!
Saat Anda menyadari bayi Anda
sudah sangat ‘kecanduan’, memaksanya untuk menghentikan kebiasaan buruk
itu bisa membuat traumanya berlipat ganda, kata Maureen O’Brien, Ph.D., mama si kembar dan salah seorang penulis buku Watch Me Grow. Berikut lima kebiasaan bayi yang harus dihindari sejak awal, plus cara menyiasatinya:
Menimang-nimang sampai terlelap
Selalu
menimang-nimang anak sampai tertidur hanya membuat Anda harus terus dan
terus melakukannya setiap kali ia terbangun. “Saya menyusui Haley,
enam bulan, di kamarnya. Jika tidurnya masih gelisah, saya langsung
menimang-nimangnya sambil bersenandung hingga ia terlelap. Setelah itu,
barulah saya letakkan si kecil dalam boks,” tutur Hilary Dunning dari San Diego. “Begitu ia terbangun, saya harus mengulangi prosedur itu lagi.”
Meski
Dunning mengaku super sabar mengulangi rutinitas tersebut, putrinya
tidak belajar keterampilan penting yang harus dikuasai setiap anak:
Bagaimana cara menenangkan diri sendiri hingga akhirnya tertidur lagi.
“Pada awalnya, saya suka sekali menimang-nimang Marissa agar tidur,” ujar Cathryn Tobin, M.D., mama empat anak, dokter anak, serta penulis The Parent’s Problem Solver.
“Setelah sembilan bulan, saya ingin sekali ia belajar tidur sendiri.
Tapi, saya takut ia langsung menangis. Saya sedang menyelesaikan studi,
dan memang amat lelah sampai-sampai tidak bisa berpikir jernih. Yang
menakjubkan, begitu saya membiarkannya saja, ternyata ia malah tidak
rewel. Ia hanya bermain dengan tenang, lalu tertidur. Saya benar-benar
telah meremehkannya.”
Tentu saja, tidak mudah menghentikan
rutinitas menimang-nimang anak. Itu sebabnya, Dr. Tobin selalu
mengingatkan para orangtua untuk membiasakan anaknya tidur sendiri sejak
dini. Anda bisa memulainya dari bulan pertama atau kedua dengan cara
meletakkan bayi baru Anda di boks begitu perutnya kenyang dan sudah
waktunya untuk tidur. Umumnya, pada bulan-bulan pertama, si kecil akan
terbangun setiap dua jam. Di akhir tahun pertama kehidupannya, ia baru
terjaga setelah tiga jam. Boleh saja Anda menimang-nimangnya. Namun,
begitu matanya mulai ‘berat’, sebaiknya segera letakkan si kecil di
boks.
Bila bayi Anda rentan tertidur saat menyusu, cobalah trik ala Susan Zepko dari Dumfries, Virginia. “Kiera
terlelap setelah lima menit menyusu. Saya langsung membangunkannya
sebelum meletakkannya di boks. Saya tidak ingin memanfaatkan momen
menyusu sebagai salah satu cara untuk menidurkannya,” ujar Zepko. “Kini,
ia berusia 15 bulan, dan sudah bisa tidur sendiri!”
Kalau Anda
sudah kehilangan kesempatan ‘emas’ ini, bisa jadi bayi Anda akan sering
protes nantinya. Belum terlambat kok. Anda masih bisa memperkenalkan
ritual baru padanya. Apa itu? Menaruhnya di boks saat ia lelah, tapi
masih terjaga. Setelah itu, sering-seringlah menengoknya (setiap lima
menit). Nah, Anda bisa menenangkannya dengan kata-kata lembut atau
belaian.
Susu untuk menenangkan
Menyusui bayi Anda adalah cara yang paling alamiah untuk menjalin kelekatan (bonding)
dengan si kecil. Dan, dokter anak setuju bahwa menyusui harus dilakukan
sesuai permintaan. Tapi ternyata, memberi susu secara berlebihan
seringkali sudah dimulai sejak si kecil masih bayi. Banyak mama yang
langsung menyodorkan ASI atau susu formula setiap kali bayinya menangis.
Memang betul, bayi baru lahir harus minum susu setiap dua jam. Namun,
hidup bayi yang lebih besar tidak melulu terpusat pada susu.
Dengan
meningkatnya jumlah anak yang menderita obesitas belakangan ini, para
dokter anak sangat prihatin melihat anak-anak yang memiliki kebiasaan
‘minum agar nyaman’ sejak bayi. Apalagi, banyak sekali anak yang minum
susu dari botol secara berlebihan, karena efeknya memang benar-benar
menenangkan!
Sonya Dodson, mama tiga anak di Triangle, Virginia, berusaha keras untuk tidak jatuh ke dalam ‘jebakan’ tersebut dengan Luke,
tujuh bulan. “Salah satu kakak Luke (kini tujuh tahun) harus minum
beberapa botol susu sebelum tidur. Padahal, kalau dipikir-pikir lagi, ia
sebenarnya tidak begitu lapar. Sedangkan kakak satunya lagi (kini empat
tahun) justru minum susu dari botol sepanjang hari,” ujar Dodson
tentang anak-anaknya yang terobsesi susu formula. “Kini, setelah Luke
selesai minum susu formula dan mulai rewel, saya alihkan perhatian
dengan memberinya mainan atau mengajaknya ke tempat lain. Dengan begitu,
ia tetap tenang.”
Untuk memastikan apakah bayi Anda yang sudah
lebih besar betul-betul lapar atau tidak: Letakkan si kecil di kursi
tinggi dan berikan camilan sehat, seperti buah atau cracker,
dengan segelas kecil minuman. Jika sangat lapar, ia akan melahap
semuanya sampai habis, lalu berteriak-teriak minta turun dari kursi dan
mulai menjelajah ke sana-sini.
Membuat rumah terlalu hening
Setiap kali ibu saya datang berkunjung dan Charlie,
si bungsu, sedang tidur siang atau malam, ibu saya selalu berkata,
“Ssssttt! Ada bayi lagi tidur!” Para nenek dan mama baru memang selalu
menyangka kalau bayi butuh lingkungan yang serba tenang dan hening.
Nyatanya, tak ada yang lebih berisik dari suara jantung berdetak dan
memompa, atau suara ‘desiran’ aliran darah yang selalu didengarnya saat
berada dalam rahim. Jadi? Bayi tidak mengharapkan dunia ini akan super
sunyi! Jika Anda membiasakan si kecil berada di lingkungan yang terlalu
tenang, berarti Anda justru mencari masalah, sebab Anda harus
terus-terusan mempertahankan suasana seperti itu. “Otak bayi baru lahir
‘berhenti beroperasi’ ketika ia lelah dan terstimulasi secara
berlebihan.” Apa artinya? “Ia bisa tidur di mana saja kok,” ujar
O’Brien.
Dan, memang benar! Pada usia dua bulan, Anthony tidur selama tiga jam berturut-turut di car seat
yang diletakkan di sudut ruang keluarga. Padahal, kami tengah merayakan
pesta ulang tahun kakak ipar saya yang ke-40. Kebayang kan betapa
berisiknya. Dan, Charlie, 18 bulan, justru tidur siang dengan nyenyaknya
ketika kakaknya sedang ribut bermain dan berteriak-teriak.
Jika
tidak bisa tidur, bayi akan menenangkan dirinya sendiri dengan cara
memejamkan mata, mengisap jempol, dan memeluk selimutnya. Nah,
keterampilan ini besar sekali manfaatnya ketika ia terbangun di tengah
malam. Si kecil harus tidur lagi, padahal Anda tidak ada di sisinya.
Jadi? Tetap lakukan rutinitas sehari-hari Anda saat si kecil sedang
berada di alam mimpi.
Bila Anda terbiasa menciptakan suasana
hening untuk si kecil, perlahan-lahan perkenalkannya pada berbagai
suara. Suara AC atau rekaman deburan ombak akan membuat bayi Anda merasa
lebih rileks, sebab mirip suara di dalam rahim. Setelah bayi terbiasa
dengan suara tersebut, Anda bisa mengalihkan perhatiannya pada suara TV
atau musik yang dipasang agak pelan. Dan sesudahnya, sah-sah saja untuk
menyalakan vacuum cleaner!
Tergantung pada empeng
Bagi
banyak mama, empeng benar-benar penyelamat, karena memberi ketenangan
pada bayi yang sedang rewel-rewelnya. Hanya saja, terlalu sering atau
lama mengisap empeng akan membuat si kecil sulit melepaskannya. Plus,
empeng bisa menimbulkan masalah pada deretan gigi geligi, sehingga
mungkin saja anak memerlukan kawat gigi atau perawatan lain dari dokter
gigi. Bahkan, dalam kasus tertentu, empeng bisa menyebabkan
keterlambatan bicara. “Jaclyn sangat sayang pada empengnya,” kata Jodi Amendola,
dari Scottsdale, Arizona. “Ia jarang menangis, karena bisa menenangkan
dirinya sendiri dengan benda tersebut. Tapi, ketika ia berusia 15 bulan
dan tidak bicara sebanyak yang kami harapkan, kami langsung bertanya
pada dokter anak dan memutuskan untuk membuang semua empengnya.
Traumatis memang, dan selama berhari-hari Jaclyn sulit tidur. Setelah
seminggu, ia baik-baik saja tuh. Bahkan, pada usia 21 bulan, ia sudah
pintar mengucapkan berbagai kalimat.”
Sementara Amendola
langsung menghentikan kebiasaan empeng putrinya, mama lain malah
menawarkan untuk menukar empeng dengan mainan atau barang lain. Batita
yang sudah diajak ‘bernegosiasi’ seringkali tidak menolak menukar
empengnya di hari ulang tahun atau hari istimewa lain. Ia tinggal
menaruh empeng di bawah bantal dan akan mendapat hadiah yang diinginkan!
Anda juga bisa memanfaatkan kehamilan seorang teman atau saudara
sebagai alasan untuk meminta anak Anda memberi empengnya pada adik yang
akan lahir.
Apa pun cara yang Anda lakukan, kuncinya adalah
lakukan sedini mungkin dan secara total. Kebutuhan bayi untuk mengisap
sesuatu (selain makanan) akan berkurang pada saat ia berusia enam
bulan. Bila si kecil terlihat ‘membuang-buang’ empengnya, jangan
tawarkan lagi padanya.
Berespon berlebihan pada anak
Nasihat
untuk mama yang suka panik: Matikan monitor bayi! Pengawas elektronik
ini mungkin membantu pada bulan-bulan awal kehidupan bayi, ketika Anda
mencemaskan SIDS (sindroma kematian mendadak pada bayi) dan bekerja
keras untuk membangun rasa aman dalam diri si kecil. Begitu memasuki
paruh kedua tahun pertama anak, jangan selalu merespon setiap
rengekannya.
Pada saat ini, bayi Anda tahu persis bahwa Anda akan
memenuhi semua kebutuhannya, dan seharusnya ia lebih sering belajar
menenangkan diri sendiri. “Belum tentu setiap tangisan si kecil berarti
situasi sangat darurat,” tutur Dr. Tobin. “Ketika bayi lebih besar, air
mata cenderung berasal dari rasa marah atau frustrasi.” Berikan si kecil
waktu selama beberapa menit untuk mencoba mengatasi emosinya sendiri.
“Anak kedua saya, enam setengah bulan, selalu ingin digendong,” ujar Deborah Niedbala,
pendidik orangtua di Children’s Hospital of Michigan, Detroit, dan mama
tiga anak. “Namun, Anda justru merugikan bayi Anda jika selalu
menggendongnya ke mana-mana. Ia tidak mendapat cukup kesempatan untuk
menjelajah sekitarnya. Saya pun mengatur strategi. Saya duduk saja di
dekatnya, dan sama sekali tidak menggendongnya.”
Anda bisa melakukan hal tersebut ketika usia bayi sekitar dua atau tiga bulan. Caranya? Letakkan si kecil di bouncy seat
atau baringkan saja di bawah mainan gantung selama beberapa menit. Ia
akan belajar menghibur dirinya sendiri kok. Selain itu, Anda akan punya
sedikit waktu untuk melakukan apa saja.
Saya belajar untuk
menyelesaikan tugas-tugas kecil, seperti menulis e-mail dan memeriksa
PR, sebelum mengangkat Charlie dari boks setelah tidur siang atau
merespon rengekannya karena ingin bermain. Ternyata, ia cepat sekali
menemukan cara untuk menghibur dirinya sendiri. Saya pun punya waktu
selama beberapa menit untuk diri sendiri.
Yang pasti, bayi adalah
tukang tidur yang amat ‘berisik’. Kalau Anda cepat-cepat atau sering
menghampirinya di malam hari atau selama tidur siang, Anda malah akan
membangunkannya. Jangan lakukan hal ini, dan dijamin malamnya Anda akan
tidur nyenyak. “Tugas suami saya adalah membawa si kecil pada saya untuk
disusui di malam hari. Lalu, seperti halnya papa baru yang baik, ia
akan langsung mengangkatnya dari boks setiap kali bayi berguling,” kata
Dr. Tobin. “Tapi, ketika si kecil berusia sembilan bulan, saya melakukan
perjalanan selama sepuluh hari bersamanya. Saya meninggalkan monitor
bayi dan suami saya di rumah. Pulangnya, si kecil bisa terlelap
sepanjang malam.”
No comments:
Post a Comment