Perkembangan hanif yang signifikan dari hari ke hari dan kempauannya yang baik dalam menerima setiap stimulus yang aku berikan benar-benar membuatku takjub. Takjub pada kuasa Allah yang awalnya melahirkan sesosok mahluk yang terlihat begitu lemah, apatis, dan kosong.
Kosong itulah kesan pertama saat aku tatap mata hanif,
hingga aku berfikir kapankah bayi ini menatapku lekat dan dan tersenyum padaku.
Setiap hari hampir setiap saat aku berikan senyuman termanisku ke hanif
berharap ia membalas, tapi itu tak kunjung. Hingga suatu pagi aku terkejut bayi
yang kemarin masih apatis itu membalas senyumku.
Oh.., manisnya senyummu nak. Kini
setiap kali menyusu ia menatapku lekat seolah memindai setiap kontur wajahku. Tak
hanya memandangku, hanif juga menyentuh wajahku, mata, hidung, dan bibir
ibunya. Mataku berkaca.., mmmm.. akhirnya beneka ini sudah mulai menyadari
keberadaan aku sebagai ibunya. Alhamdulillah...
No comments:
Post a Comment