Lucu sekali, setiap selesai mandi ia menunjuk ke popoknya
sambil bilang mbum bum bum. Aku yang awalnya nga peduli baru sadar beberapa hari,
setelah aku pandangi popoknya ternyata beneran bermotif mobil dan aku juga baru sadar kalo
selama ini popok birunya itu bermotif mobil yang sebelumnya terabaikan olehku.
Demikian juga saat bajunya yang bergambar mobil terletak di atas kasur, hanif
juga akan melakukan hal yang sama, menunjuk sambil bilang mbum bum bum ke arah baju
itu.
Aku sempat berfikir lama, kok hanif cepat sekali mengasosiasikan suara
mobil dan bentuk sebuah mobil bahkan dalam wujub sebuah gambar. Apakah karena suara mobil ayahnya yang
begitu berisik???. Kalau aku fikir-fikir lagi sepertinya memang ini penyebabnya.
Aku dan suami yang udah terbiasa dengan suara berisik mesin mobil ini mungkin
nga ambil peduli, tapi bagi hanif, dalam diamnya selama hampir 8 bulan yang
lalu, ternyata dia meneliti, menyerap, merekam, mengasosiasikan, dan
menyimpulkan setiap informasi yang masuk melalui indranya.
Luar biasa, aku sadar, aku tak boleh menganggap hanif
sebagai bayi yang bodoh dalam diamnya, ternyata dalam diamnya dia berfikir,
menganalisa, berhipotesis, dan mencari makna tentang dunia di luar dirinya. Wah
benar kata suamiku, kami harus hati-hati dalam bersikap karena hanif akan jadi
spon paling efektif yang akan menyerap setiap tumpahan perbuatan dan perkataan
kami.
No comments:
Post a Comment