Hanif 3 bulan |
Membuka kembali folder
lama berisi foto hanif tidak hanya membangkitkan kenangan lama tapi juga
membawa muatan emosi. Setiap foto hanif begitu lekat di memoriku, seakan setiap
kejadian seperi baru kemarin saja terjadi. Hasil potretan kue-kue karyaku aku
gabung filenya dengan foto hanif.
Saat mengambil gambar
cake dan kue itu, aku begitu antusias dan aku membutuhkan waktu lama untuk bisa
menghasilkan satu jepretan penampilan cake atau kue yang cukup baik sementara
di saat itu hanif hanya bisa melihat aku yang sedang berkonsentrasi. Namun di
saat aku melihat gambar hanif dan gambar kue-kue hasil jepretanku, aku
merasakan sungguh gambar hanif yang hanya aku ambil tanpa banyak gaya-gayaan
benar-benar memberikan nilai yang begitu mendalam.
Gambar hanif itu
bagaikan hidup, memberiku rekaman kenangan masa lalu. Suka cita saat
membesarkannya adalah muatan yang membuat gambar itu seolah hidup, nyata, dan
dekat. Setiap aku lihat gambar demi gambar, hampir tak kulupakan setiap kenangan
emosi yang menyertainya. Itu terkadang membuatku tersentum, tertawa, menangis, menahan nafas, dan
terharu, indah sekali.
Lihatlah gambar itu, rambut depan hanif yang aku cukur saat ia berumur 1.5 bulan hingga ia berumur 3 bulan belum juga tumbuh, masih mirip potongan rambut di film kunfu china (ala botak dibagian depan, hahaha). Jadi kalo hanif aku ajak jalan musti aku pasangin topi meski kadang ia protes. Mmm, lucunya hanif kala itu meskipun aku terkadang kewalahan dengan koliknya.
Pelajaran berharganya,
apapun yang aku lakukan saat ini, yang aku pikir itu penting, pada dasarnya
tidaklah lebih penting daripada momen berkualitas bersama Hanif. Ini benar-benar
menyadarkanku, bahwa Haniflah prioritas hidupku.
Semoga pemikiran ini
akan terus konsisten, amin……….
No comments:
Post a Comment