Saturday 26 January 2013

Maksuba: eksperimen I

Dulu sekali, sewaktu zaman masih kuliah, ada teman satu kosanku Orang Palembang. Saat habis liburan idul fitri, kakak ini selalu membawakan oleh-oleh khas Palembang, mulai dari mpek-mpek, kue delapan jam, dan maksuba. Semuanya enak-enak. Seumur-umur aku coba kue yang manis adalah aluo tolo, eh ternyata ada yang lebih manis lagi, maksuba. Kuenya berlapis, lembut, dan pada potongan ke tiga akan mulai eneg makannya.  Namun kue ini ngangenin, jadilah aku sekarang mulai coba bikinnya dan seperti biasa modifikasi resepnya.

Karena ini uji coba pertama, aku takut pake sampe 20 telur, dan juga aku ingin mengurangi kesan berat (baca: terlalu berlemak) dari kue ini, maka aku hanya mengunakan 5 telur dan mengunakan tepung terigu. Duh marah nga ya Mak-subanya, aku terlalu lancing mengobrak-abrik resepnya. 

Pada dasarnya resep kue delapan jam dan maksuba sama hanya saja maksuba dipanggang dan dibuat berlapis sementara kue delapan jam dikukus. Untuk resep ini aku mengunakan resep kue delapan jam yang aku lihat di buku cake klasik karangan Yeni Ismayani. Berikut ini resep yang udah aku modifikasi:

Bahan:
4 butir telur ayam
1 butir telur bebek
150 gr gula pasir
80 gr margarine, lelehkan
½ sdt vanilla bubuk
60 ml susu cair
200 gr susu kental manis
1 bungkus agar-agar
1 sdm tepung maizena
2 sdm tepung terigu

Cara membuatnya:
Kocok gula, vanilla, bersama telur hingga gula larut. Kemudian di wadah lain campur susu kental manis, susu cair dan agar-agar, tepung maizena, dan tepung terigu, lalu aduk hingga tercampur rata lalu tambahkan sedikit sedikit campuran telur, aduk rata dan tercampur semua. Panaskan oven dengan api sedang. Gunakan Loyang 20x20 cm olesi margarine trus alasi kertas roti dan olesi lagi margarine. Masukkan adonan hingga menutupi dasar Loyang, sambil hitung berapa sendok takarannya untuk acuan lapisan kedua. Panggang hingga bagian atas berwarna coklat, gunakan api atas. Setelah itu keluarkan Loyang tusuk bagian yang mengelembung dengan tusuk gigi lalau tekan dengan sendok, lanjutkan ke lapisan kedua lalu ke tiga dan seterusnya.

Hasilnya: hangus di lapisan ke dua, karena aku ngerjainnya nyambi ngetim bubur hanif eh kelupaan kuenya masih di oven, walah hangus, hitam legam. Trus aku kopek yang hangus dan dilapisi lagi. Evaluasi berikutnya, pengunaan agar-agar untuk resep ini kurang cocok karena menghasilkan tekstur kue yang agak keras, lain halnya jika di kukus mungkin akan cocok. 

Karena proses pemanggangan menyebabkan berkurangnya kadar air pada kue, maka pengunaan agar-agar ini lah yang menurutku memberi kontribusi pada tekstur cake yang agak keras. So, lain kali jangan pernah pakai agar-agar ya bikin kue maksuba (ngingatin diri sendri..). Trus, aku juga kebanyakan mengunakan margarinnya sehingga kue ini rada berminyak. Trus, loyang yang digunakan juga kebesaran lain kali aku gunakan loyang 10x20 cm aja, pada gambar lapisnya aku tindih 3 lapis makanya terlihat tinggi biar enak dilihat gitu, hehehe,,,,. Trus, lain kali nyoba lagi, nga ada kata kapok dikamus perbakinganku.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...