Wednesday 17 April 2013

Kue Khasidah atau Rasidah atau Qasidah



Khasidah adalah kue yang unik, tidak hanya dari namanya tapi juga dari bahannya. Bagaimana tidak, kebayang nga kalo bawang goreng dipadankan dengan makanan manis rasanya gimana?. Bagi sebagin orang mungkin itu merupakan ide aneh, tapi ini bukan ide yang buruk, si penemu kue ini tentulah telah punya konsep “think out of the box”. 

Gambar diambil di bawah terik mentari
Aku nga tau asal kue khasidah ini tapi pastinya orang dari rumpun melayu menjadikan kue khasidah ini sebagai kue tradisional mereka. Kue ini hampir selalu hadir di setiap hari perayaan besar. Saat resepsi pernikahanku kue ini juga ada, saat itu kue ini dibentuk seperti kerucut kecil lalu dihias, penampakannya hampir mirip sama yang aku buat ini. Menurutku rasanya cukup enak, tapi kalo dimakannya dalam ukuran kecil, mirip kayak menyajikan Petit fours tapi ini yang versi kue tradisionalnya. oh iya bagi yagn berminat coba, ini resepnya sumbernya aku lihat di sini:

Gambar diambil tidak di bawah terik mentari
Bahan:
225 gram mentega (aku:  70 gr minyak sisa mengoreng bawang, 50 gr margarin)
6 butir bawang merah, diiris tipis
200 gram tepung terigu (aku: 100 gr terigu protein sedang)
1 liter air (aku: 450 ml air matang),
jika tidak suka tekstur yang lembek seperti punyaku ini, tinggal dikurangi saja airnya dengan ukuran perasaan aja, hehe..
225 gram gula pasir (aku: 110 gr gula pasir)

Cara membuat:
Campur tepung, gula, dan air, aduk-aduk hingga tercampur rata dan adonan tidak berbutir. Masak di atas api kecil hingga adonan kental. Tambahkan margarin dan sisa minyak sisa mengoreng, aduk rata. Masak hingga adonan matang dan bening (catatan; jangan terlalu lama memasaknya karena adonan akan jadi terlalu berminyak). Angkat.

Ambil adonan yang telah masak ini, lalu bentuk menyerupai kerucut, kalo mau rapi bisa dicetak dalam cetakan alumunium yang mirip cetakan tumpeng ukuran kecil. Keluarkan dari cetakan lalu gunting-gunting sehingga berbentuk seperti yang aku buat ini (proses pencetakan sebaiknya dilakukan selagi adonan panas agar mudah dicetak dan permukaan hasilcetakan akan mulus). Sajikan dengan taburan bawang goreng di atasnya. 

Karena adoan yang aku buat agak lembek (aku memang sukanya versi yang yang lebih lembek dan lembut seperti ini) maka saat mengunting agak sulit dan bentuknyapun kurang begitu bagus. Jika ini kue ini ingin disajikan pada suatu acara, saranku sebaiknya kurangi lagi pengunaan airnya, sehingga kue akan kokoh, rapi jali ketika bentuk dan hasilnya akan cantik dipandang.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...