Malam
setelah pemberian vaksin hanif rada rewel, paginya aku lihat paha bekas
suntikan membengkak, merah dan rada keras, badannya hangat, ingusan, susah
makan bahkan beberapa kali muntah saat di beri makan, dan buang air hanif lebih
sering; 2-3 kali sehari yang biasanya cuma 1 kali sehari. Saat ini sudah hari
keempat setelah hanif divaksin tapi gejalanya masih belum berkurang.
Duh,
sempat panik nih,,,. karena itu aku searching di google, ketemu deh beberapa
penjelasan yang cukup menenangkan hati :
1-2 hari setelah mendapatkan suntikan DPT, mungkin akan
terjadi demam ringan, nyeri, kemerahan atau pembengkakan di tempat penyuntikan.
Untuk mengatasi nyeri dan menurunkan demam, bisa diberikan
asetaminofen (atau ibuprofen).
Untuk mengurangi nyeri di tempat penyuntikan juga bisa dilakukan kompres hangat atau lebih sering menggerak-gerakkan lengan maupun tungkai yang bersangkutan.
Untuk mengurangi nyeri di tempat penyuntikan juga bisa dilakukan kompres hangat atau lebih sering menggerak-gerakkan lengan maupun tungkai yang bersangkutan.
Istilah bahwa DTPa adalah vaksin DTP yang tidak menyebabkan
panas sebetulnya kurang tepat. Vaksin DTPa (DTP aselular) merupakan vaksin DTP
yang mengandung 2-3 komponen kuman pertusis (Bordutella pertusis). Vaksin DTP biasa (DTPw atau DTP whole cell) mengandung seluruh kuman
pertusis. Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) DTPw dapat berupa demam di
atas 38,5ºC pada 42% anak yang divaksin. DPTa dapat menyebabkan demam di atas
38,5ºC pada sekitar 10% kasus. Jadi, demam ringan yang diderita anak Anda bisa
disebabkan vaksin DTPa.
"Imunisasi
seperti semacam penyakit ringan, dan sistem imun merespons dengan reaksi lokal
(sakit, kulit kemerahan, bengkak) dan juga sistemis (demam, menurunnya nafsu
makan),"
Risiko demam
untuk bayi yang minum AS 54% lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang minum
susu formula, sedangkan bayi yang sebagian mendapat ASI dan kadang minum susu
botol risikonya lebih rendah 42%. Efek perlindungan dari ASI itu tetap muncul
meski sudah mempertimbangkan sejumlah faktor seperti pendidikan si ibu dan
jumlah anak-anak lain yang berada di rumah itu.
"Ketika
bayi sakit dan demam setelah vaksinasi, mereka itu tak hanya butuh air, makanan
dan lingkungan yang tenang, tapi juga perlu perlindungan. Mereka butuh
kehangatan tubuh sang ibu. ASI memberikan semua apa yang bayi butuhkan selama
sakit,"
ASI dapat mengurangi produksi protein yang memicu peradangan, dan protein ini dilepaskan setelah imunisasi, dan ASI itu sendiri juga dapat memberikan kenyaman pada bayi yang demam sehingga mereka mau makan atau minum ASI. Pisacane bersama koleanya juga menyebutkan bahwa bayi yang minum susu botol mengonsumsi kalori lebih sedikit setelah imunisasi dibandingkan dengan bayi yang minum ASI.
Reaksi lokal
yang mungkin timbul adalah rasa nyeri, merah dan bengkak selama satu-dua hari
di bekas suntikan. Untuk mengatasinya beri kompres hangat. Sedangkan reaksi
umumnya antara lain demam dan agak rewel. Berikan si kecil obat penurun panas
dan banyak minum ASI.
Kini sudah ada
vaksin DPT yang tidak menimbulkan reaksi apapun, baik lokal maupun umum, yakni
vaksin DtaP (diphtheria, tetanus, acellullar pertussis), sayangnya hariga
vaksin ini jauh lebih mahal dari vaksin DPT.
Mmmm…,
cukup lega setelah membaca artikel di atas, dan aku melakukan treatment pada
hanif seperti: memberikan ASI sesering mungkin, aku kompres air hangat paha
hanif yang bengkak, sering-sering memeluk hanif, cek terus panas hanif, dan aku
tidak kasih obat penurun panas.
No comments:
Post a Comment