Saat nenekku yang biasa dipanggil Mak Gemuk memintaku memegang mixer, tak terkira rasanya bahagiaku. Mixer itu bagai mengutukku hingga sampai kini aku tak pernah merasa bosan sedikitpu untuk “bermain-main” dengan mixer dan adonan bolu/cake.
Ya…,
mengingat, merasakan, apalagi membuat bolu ini, seolah menghadirkan berkas
memori akan awal pertama kecintaanku pada dunia baking, pada mixer, dan pada
kehebatan hasil kocokan telur yang mengembang itu. Ok, lamunan panjang ini kalo diceritakan nga akan ada habisnya,
balik ke cerita bolu ini.
Bolu ini berasal dari Kabupaten Indragiri Hulu, kampung Ayahku. Konon katanya bolu berondam ini adalah makan favoritnya Raja Nara Singa. Uniknya lagi ada mitos yang menyertai bolu ini, mitos bahwa hanya orang tertentu saja yang bisa membuatnya, yang buat nga boleh berkata kasar dan nga boleh sedang datang bulan, dan banyak lagi mitosnya, weleh-weleh.., bikin nyali orang yang ingin mencoba langsung ciut. Namun bukanlah pecinta baking namanya, baru dengar mitos aja udah ciut, heheh.
Bolu
ini dikatakan bolu berondam karena memang si bolu direndam dalam air gula. Teknik pembuatannya
sama persis dengan sponge cake hanya saja tidak mengunakan lemak (margarine, butter, dan minyak), bahkan bisa dikatakan ini adalah Victoria cakenya orang Indragiri
Hulu. Kuat dugaanku mengapa bolu ini berendam, karena pada zaman itu sulit
untuk menemukan lemak, dan untuk menyiasati rasa bolu yang kering kerontang itu
diberilah air gul, biar nga keselek makannya, hehe.
Untuk
resep asli dari nenekku lain kali ya diposting karena nga bisa nanya ke
nenekku via telpon, pendengarannya udah nga sebaik dulu (kasihan beliau,
dulu begitu cantik, begitu tegar, dan keras, kini.. tak ada yang dapat
menghalangi waktu kecuali Dia)
Okey, bagi
yang ingin mencoba, ini resepnya, aku lihat di sini,
(aku bikin hanya 3/5 resep untuk adonan bolunya):
Bahan
bolu:
100
gr gula pasir (aku: 60 gr)
100
gr terigu (aku:
60 gr)
½
sdt vanili
Aku: 2 tetes pewarna
kuning
Bahan
air gula rendaman:
100
gr gula (aku:
300 gr gula)
2
gelas air (300
ml air)
2
lembar daun pandan (3 lembar daun pandan)
Cara membuat versi aku:
Panaskan kukusan dengan api sedang. Sebenarnya ada loyang
khusus berbentuk buah cermai yang bisa langsung ditaruh di atas kompor, tapi
aku nga punya, jadi aku gunakan loyang pie ukuran kecil (dim 2 cm). Olesi loyang
dengan margarine, tipis aja, sisihkan. Kocok dengan mixer kecepatan rendah telur,
vanili, dan gula sampai setengah mengembang (ingat: tidak sampai kental
berjejak ya.., karena yang dinginkan adalah adonan yang agak padat dan tidak terlalu
spongy, yang aku buat kali ini masih terlalu spongy, first trial soale..), masukkan terigu dengan cara diayak di atas adonan telur, aduk perlahan
hingga seluruh terigu habis. Lalu masukkan dalam loyang pie yang telah diolesi margarine (sebaiknya gunakan loyang yang berbentuk buah cermai, karena nga ada ya, apa yang ada aja diberdayakan).
Kukus sekitar 10 menit (tutup kukusan diberi kain agar uap air tidak menetes ke
kue).
Membuat
air gula rendaman bolu:
Pada resep ini, air
untuk rendamanya masih encer, jadi aku tambahkan lagi 200 gr (totalnya 300 gr) karena
yang biasa dibuat nenekku kekentalannya menyerupai sirup gula.
Masak hingga benar-benar menyerupai sirup kental seluruh bahan. Lalu angkat,
biarkan dingin.
Penyajian:
1
jam akan disajikan rendam seluruh bolu dengan air rendaman, setelah air meresap
hingga ke bagian dalam bolu kira-kira 1 jam, bolu siap disantap. Dan bayangkan hanya
seorang rajalah dulu yang hanya bisa menyantap makanan seperti ini.
No comments:
Post a Comment