Showing posts with label Tentang Hanif. Show all posts
Showing posts with label Tentang Hanif. Show all posts

Monday 19 November 2012

Bayi yang lemah itu..


Kaki hanif saat 3 minggu

Saat baru lahir, tubuh Hanif begitu rapuh, kecil, dan lemah. Namun kini saat usianya terus bertambah Hanif sudah semakin kuat, sangkin kuatnya terkadang aku merasa tersakiti bahkan terluka dengan tepukan, cakaran, remasan, bahkan tendangan Hanif ke tubuhku. Bayangkan saja dua gambar ini kakinya yang saat berusia 3 minggu dengan ukuran pahanya yang saat berumur 8 bulan, bombastis bukan...

Bayiku tampaknya sudah mulai siap menapaki dunia, menantang setiap resiko dan menaklukan setiap peluang, insya Allah. 

Saat ia sulit terjatuh tidur, dan aku mencoba pura-pura tidur, sewaktu masih seorang bayi kecil hanif hanya merengek, namun kini, ia sudah menjambak rambutku, mencoba menyongkel mataku, meremas tanganku dan terkadang menendangku. Sepertinya ini adalah cara baru hanif protes atau minta perhatian. Ya, cara baru yang kadang juga menguji kesabaran ibunya.

Hanif 8 bulan
Dulu, aku merasa ngilu memegang jari-jarinya, karena terasa begitu rapuh. Saat ini jemari itu mampu mengangkat beban yang menurutku cukup berat untuk seukuran bayi. Kakinya begitu kokoh, hingga ia sudah mampu berjalan saat usia 9 bulan dan berjalan mandiri saat ia berusia 10 bulan. Mengagumkan, membayangkan dia yang dulunya mengangkat kepala saja susah.

Dulu, saat ia masih dalam kandungan aku selalu berdoa agar ia menjadi anak yang soleh dan bermanfaat bagi orang disekitarnya, seperti ayahnya, amin. Semoga kekuatan mental, kesabaran, dan kemuliaan ayahnya diwarisi ke pada Hanif.

Memori yang membawa muatan emosi


Hanif 3 bulan

Membuka kembali folder lama berisi foto hanif tidak hanya membangkitkan kenangan lama tapi juga membawa muatan emosi. Setiap foto hanif begitu lekat di memoriku, seakan setiap kejadian seperi baru kemarin saja terjadi. Hasil potretan kue-kue karyaku aku gabung filenya dengan foto hanif. 

Saat mengambil gambar cake dan kue itu, aku begitu antusias dan aku membutuhkan waktu lama untuk bisa menghasilkan satu jepretan penampilan cake atau kue yang cukup baik sementara di saat itu hanif hanya bisa melihat aku yang sedang berkonsentrasi. Namun di saat aku melihat gambar hanif dan gambar kue-kue hasil jepretanku, aku merasakan sungguh gambar hanif yang hanya aku ambil tanpa banyak gaya-gayaan benar-benar memberikan nilai yang begitu mendalam. 

Gambar hanif itu bagaikan hidup, memberiku rekaman kenangan masa lalu. Suka cita saat membesarkannya adalah muatan yang membuat gambar itu seolah hidup, nyata, dan dekat. Setiap aku lihat gambar demi gambar, hampir tak kulupakan setiap kenangan emosi yang menyertainya. Itu terkadang membuatku tersentum,  tertawa, menangis, menahan nafas, dan terharu, indah sekali.

Lihatlah gambar itu, rambut depan hanif yang aku cukur saat ia berumur 1.5 bulan hingga ia berumur 3 bulan belum juga tumbuh, masih mirip potongan rambut di film kunfu china (ala botak dibagian depan, hahaha). Jadi kalo hanif aku ajak jalan musti aku pasangin topi meski kadang ia protes. Mmm, lucunya hanif kala itu meskipun aku terkadang kewalahan dengan koliknya.

Pelajaran berharganya, apapun yang aku lakukan saat ini, yang aku pikir itu penting, pada dasarnya tidaklah lebih penting daripada momen berkualitas bersama Hanif. Ini benar-benar menyadarkanku, bahwa Haniflah prioritas hidupku. 

Semoga pemikiran ini akan terus konsisten, amin……….

Monday 27 August 2012

Hanif semakin bujang…..


Namun tanpa menbandingkan hanif dengan sesuatu yang nga tumbuh (seperti bantal tidurnya) bagiku hanif tetap sama dengan hanif yang baruku lahirkan. 

Namun tanpaku lihat foto, video dokumentasi hanif minggu demi minggu, bagiku hanif tetaplah bayi mungil seberat 2,9 kg saat pertama keluar dari rumah bersalin.


Namun setelah aku lihat, bantal guling yang menjadi sandarannya saat menyusu, hampir dilampaui hanif. aku nga sadar sampai benar-benar aku ingat saat ia baru berumur beberapa hari panjangnya hanya setengah bantal guling itu, panjang hanif saat lahir 49 cm.

Namun jika tidak kusadari kaos kakinya telah sempit, telapak kaki itu tetaplah, telapak kaki mungil sepanjang telunjukku, sangat mungil dan rapuh.

Bayiku hanif semoga mampu memikul tanggung jawab sebagai seorang laki-laki kelak…
Bayi mungilku, semoga kelak aku bisa menatapmu sebagai seorang suami, ayah, dan kakek..
Dan jika saat itu tiba semoga, hanif adalah amal jariahku hingga Sang Khalik memanggil…

Duhhhh, kok jadi sedih, nga terassa air mata dah tumpah aja….
Namun cepat atau lambat masanya tetapakan tiba…

Tuesday 7 August 2012

Ketegasan dengan teladan

Hanif sudah hampir 8 bulan dan sudah bisa merangkak cepat serta mulai berdiri dengan cara bertumpu. Sekarang ia sudah mulai menunjukkan ketertarikan yang kuat terhadap dunia luar. Selalu mengejar benda-benda yang menarik baginya, mencoba meraih apa yang aku pegang, dan menoleh dengan cepat ke arah sumber suara jika ia mendengar suara apapun.

Yang membuatku sedikit khawatir adalah kebiasaan Hanif yang memasukkan semua benda ke mulutnya. Ada benda yang aku perbolehkan masuk ke mulut hanif, tentunya untuk benda-benda yang tidak berbahaya dan beracun. Hanif akan protes jika aku mencegah benda yang aku anggap tidak baik untuk masuk ke mulutnya. Hanif akan mengeluarkan suara rengekan seperti “eh eh” , “nde nde”, dan bahkan menagis.

Aku paham benar bahwa cara Hanif memahami suatu benda, merasakan sensasi teksturnya dengan cara memasukkan ke mulutnya. Itulah dunianya, kesenangannya, dan caranya berinteraksi. Saat ini mungkin hanif dengan mudah dapat dialihkan fikirannya jika mulai merenggek jika tidak aku turuti kemauannya. Namun tak lama lagi hanif akan menunjukkan kemauan yang lebih kuat dan fisik yang lebih kuat serta menunjukkan karakteristik temperamennya jika kemauannya tidak dituruti. Jika saat itu tiba, aku harus benar-benar harus kuat. Kuat dalam arti lebih sabar dan lebih tegas.

Ya Allah semoga saat itu tiba, aku sudah benar-benar bisa mencontohkan perilaku terbaik seorang ibu. Semoga aku benar-benar sadar bahwa setiap perbuatan, ucapan, dan tindakanku akan menjadi contoh hanif. Contoh yang kelak akan menjadi karakter yang akan membangun kepribadiannya kelak. 

Wah bakal berat nih….

Monday 16 July 2012

Alhamdulillah, Hanif sehat tanpa aku beri antibiotik

Ini aku tulis saat telah berlalu 4 hari dari keputusan ku untuk tidak member Hanif antibiotik yang telah diresepkan dokter anak, akhirnya… Hanif mulai pulih. 

Malam ini dia bisa tidur tanpa sering batuk dan ingusan. Sebenarnya dari tadi siang sudah mulai ada tanda2 perbaikan kondisi hanif. Suhu badannya yang malam kemarin 38 C, siang tadi udah turun jadi 37,4 C. Batuknya udah sesekali (2-3 sekali) dan hidungnya tidak mengeluarkan ingus sejak tadi pagi. Walau malam sebelumnya getar getir dan sempat beberapa kali berurai air mata akhirnya perjuanganku untuk tidak memberikan satupun obat yang diresepkan dokter ke hanif berbuah manis, Alhamdulillah..

Faktanya ini tidak mudah…, setidaknya bagiku.
Memutuskan untuk menunda pemberian antibiotik itu harus aku bayar dengan konsekuensi ekstra treatment kepada hanif. Ya, keputusan untuk memberi yang terbaik bagi buah hati memang harus dibayar dengan pengorbanan yang setimpal, bukan?. 

Berikut ini catatan perjuanganku:
  1. Yang paling utama aku terus berdoa, doa, dan doa semoga Hanif baik-baik saja dan cepat pulih.
  2. Tetap yakin kalo daya tahan tubuh hanif kuat kan anak asi (walau kadang sempat deg deggan apa keputusan ku untuk menunda pemberian antibiotik ini tepat untuk kondisi Hanif seperti ini, tapi naluri, insting ibu kadang bisa diandalkan disamping juga ibu harus banyak baca tentunya.. dan bertanya ke temen-temenku yang dokter)
  3. Nutrisi makanan yang aku makan benar2 aku jaga berhubung Hanif masih 6 bulan 2 minggu dan masih belum aku beri MPASI (dengan pertimbangan hanif masih kolik dan aku pernah baca bahwa enzim penceraan baru mulai sempurna pada saat umur bayi 7 bulan, jika ada kesempatan nanti aku bahas tentang ini) maka. Aku usahakan makan jeruk 6 buah sehari, banyak minum air putih, makan banyak sayur dan mengkonsumsi protein.
  4. Intensitas menyusui aku tingkatkan. Selama Hanif terjaga aku tawari selalu asi. Bahkan kadang cenderung aku paksa, hanif kadang protes dengan mengigit puting susuku sekaligus ia menguji kekuatan dua gigi bawahnya yang baru tumbuh huhu.. sakitnya…, tapi demi hanif aku ngapernah jera untuk terus “memaksanya” menyusu, krn aku yakin asi adalah “obat” terbaik bagi hanif saat ini. 
  5. Aku selalu cek suhu tubuh hanif (pagi, siang, sebelum hanif tidur malam, dan tengah malam). Aku pernah baca buku raising your child yang dikarang Dr. Oz. Menurut Dr. Oz jika anak memiliki demam rendah 37,8 C kita tidak perlu melakukan apapun (spt ke dokter atau khawatir), kecuali memastikan ia dapat cukup tidur, cairan dan multivitamin hariannya. Meski kita terkadang terdorong untuk menurunkan demamnya secepat mungkin sebenarnya kita tidak perlu tergesa-gesa memberikan obat jika : demam tidak menggangu anak, anak tidak punya riwayat demam hingga kejang, dan anak tidak menunjukkan gejala lain. Pada dasarnya menurut DR. Oz demam itu bagaikan alarm yang memberitahukan bahwa ada yang tidak beres pada tubuh anak. Demam merupakan bagian penting respon kekebalan tubuh. Ketika tubuh dimasuki kuman (virus atau bakteri) respon kekebalan tubuh diaktifkan sehingga suhu tubuh meningkat untuk memanggil sel-sel kekebalan tubuh. Kemudian sel-sel kekebalan tubuh ini bekerja membunuh kuman. Jadi demam menunjukkan bahwa tubuh tengah menghadapi infeksi dan perlu menemukan jenis infeksi apa yang terjadi, seberapa parah si anak, dan apa rencana berikutnya.
  6. AC di kamar aku matikan, pintu kamar aku buka (kami pakai kelambu agar bebas nyamuk). Tujuannya agar udara tidak lembab dan sirkulasi udara lancar. Pernah aku tetap menghidupkan AC saat hanif batuk hasilnya batuknya tambah parah bahkan yang tadinya hanif tidak ingusan jadi ingusan, akhirnya aku putuskan berpanas ria
  7. Pagi-pagi Hanif sunbathing. Tujuannya mengurangi perkembangbiakan kuman dan mengurangi kelembaban di saluran hidung hanif. Aku ingat sewaktu kuliah dulu ada teman yang penelitiannya tentang fungsi sinar matahari sebagai desinfektan. Aku googling untuk lebih meyakinkan dan ternyata benar. Ini artikelnya:    Heliotherapy, Penyembuhan dengan Sinar Matahari Pagi di http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2010/03/01/heliotherapy-penyembuhan-dengan-sinar-matahari-pagi/.

     
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...