Setelah paginya gagal, jam 12 siang aku coba baking lagi. Mumpung hanif bobo’. Aku masih pake resep yang sama dengan yang di Practise makes perfect I. Namun sekarang aku ikuti dengan seksama resepnya.
Pertama aku kocok kaku dua putih telur. Kemudian aku kocok telur yang lain beserta gula sampai kaku. Tapi entah apa penyebabnya kocokanku masih belum cukup kaku padahal udah aku kocok hampir 30 menit dan sebelumnya wadah udah aku cek bebas lemak.
Dalam keraguan aku campur terigu sedikit-sedikit dan pakai teknik aduk balik, tapi terigu masih ada yang menggumpal tidak bisa menyatu dengan baik. Duh, ternyata saat terigu sudah masuk semua gumpalannya masih banyak ada. Sulit sekali terigu ini larut dalam adonan telur. Ini apa karena aku nga pakai emulsifier ya, atau kocokkan telur yang masih belum kental sempurna, atau aku kurang ahli dalam teknik aduk balik sehingga udara keluar lagi dari adonan. Jadi gemes nih.
Trus aku lanjut memasukkan putih kocokan margarine. Weleh-weleh, margarine juga sulit menyatu, aku jadi panik. Aku coba aduk lagi, tapi tetap nga menyatu dengan baik. Akhirnya aku pasrah, main aduk dengan cara menekan ke dasar panci agar gumpalan yang terbentuk menyatu, tapi masih belum sukses bahkan adonan jadi turun dan terbentuk banyak cairan di dasar panci.
Akhirnya, aku nga punya pilihan lain, dengan putus asa aku saring adonan ini. Trus aku masukkan Loyang, panggang. Hasilnya bantat, lebih bantat dari yang pertama. Hiks…. itu gambarnya baru aku ambil malam karena udah males aja lihatnya :), nga mood, tapi penasaran….
No comments:
Post a Comment