Ibuku pernah beli kue
semprit untuk lebaran sewaktu aku masih SMU dulu yang rasanya enak, lumer
dimulut. Ramadhan kali ini aku kangen kue itu, jadi pingin bikin. Aku
lihat-lihat resep yang seliweran di google dan pilihan jatuh pada resep NCC
yang ada di sini.
Karena narasi dari mbak feronya yang selalu meyakinkan, aku jadi terprovokasi
untuk mengikuti resep ini.
Di bawah ini adalah resep asli, karena aku
mengalami kesalahan yang fatal (aku lupa mengunakan margarin dan aku masih
belum sadar hingga keesokan harinya). Kesalah ini mengiring kukis semprit keju
ini berubah bentuk menjadi kukis sagun dengan rasa yang garing namun enak.
Resep yang dibawah adalah resep asli sedangkan yang dalam kurung adalah resep
kukis sagun karangan ku:
Semprit yang berubahujud jadi sagun bakar |
Bahan:
300 gram tepung sagu (aku tambahkan sekitar 120 gr lagi tepung tapioka)
2 lembar daun pandan (aku pakai 4 lembar, biar wangi)
2 lembar daun pandan (aku pakai 4 lembar, biar wangi)
100 gram margarine (kelupaan,
jadi nga pakai)
50 gram mentega (butter)
150 gram gula halus (aku tambahkan sekitar 80 gr lagi)
1 butir kuning telur
50 gram mentega (butter)
150 gram gula halus (aku tambahkan sekitar 80 gr lagi)
1 butir kuning telur
100 gram keju edam,
parut (Aku
pakai juga keju cheddar)
50 ml santan kental siap pakai (aku tambahkan sekitar 100 ml lagi santan kental)
50 ml santan kental siap pakai (aku tambahkan sekitar 100 ml lagi santan kental)
Cara membuat:
Versi Mbak Fe: Sangrai
tepung sagu dan daun pandan dengan api kecil hingga daun pandan kering. Angkat,
dinginkan. Kocok margarine dan mentega hingga putih dan lembut masukkan gula,
kocok rata. Tambahkan kuning telur, kocok rata.
Campur tepung sagu dan
keju parut, tuang bertahap kedalam adonan mentega, aduk rata.
Tambahkan santan, aduk
lagi hingga rata. Masukkan adonan ke dalam plastik segitiga yang telah diberi
spuit bintang semprotkan ke dalam loyang tipis yang sudah dioles mentega dan
ditabur tepung. Oven selama 40 menit dengan api kecil saja supaya tidak gosong.
Versi aku, yang cukup menyimpang dari resep asli plus cerita dikit ya…:
Bikinnya
kebut, soalnya Hanif terlihat mengantuk nga mau diajak main neneknya. Saat aku
mau meras santan, Hanif tampaknya pingin ASI, ya udah pending dulu sampai tahap
mencampur terigu ke adonan mentega dan saat itu aku nga sadar kelupaan memasukkan
margarin. Adonan aku masukkan ke kulkas. Hampir satu jam kemudian aku lanjut
meras santan dan ngeluarin adonan dari kulkas. Aku tambah santan 50 ml tapi
adonan kok masih keras. Apa karena aku masukkan ke kulkas adonan jadi kering
ya? Pikirku. trus aku tambah aja lagi air santan sedikit, tetap juga masih
keras adonannya.
Aku heran, kesalahannya
ada dimana. Kalo kadar air dalam adonan kurang, setelah ditambahkan sedikit
santan mestinya kue udah bisa disemprit, tapi ini ngak. Trus santannya aku
tambah lagi sampe 90 ml. Hasilnya, adonan jadi lebih lunak/lembek dan bisa
disemprit. Namun hasil sempritan diloyang seperti meleleh, dan gak berbertuk
bunga, aku mulai keringatan dan bertanya2 kenapa bisa begini ya. Ok, aku nyerah
deh untuk tetap berharap adonan ini bisa jadi kue semprit spt yang aku idamkan.
Akhirnya aku putuskan
menjadikan adonan ini versi kue sagun bakar, hehehe... kue tempo dulu… trus aku
tambahkan tepung tapioka lagi dan gula dengan takaran yang dikira2 sampai
adonan tidak meleber saat setelah dicetak. Hasilnya enak eee, garing banget.
Hehe2.,Alhamdulillah adonannya ga kebuang bahannya kan lumayan mahal juga…
No comments:
Post a Comment