Thursday, 2 August 2012

Semprit Keju Sagu berubah jadi Sagun Bakar Enak

Ibuku pernah beli kue semprit untuk lebaran sewaktu aku masih SMU dulu yang rasanya enak, lumer dimulut. Ramadhan kali ini aku kangen kue itu, jadi pingin bikin. Aku lihat-lihat resep yang seliweran di google dan pilihan jatuh pada resep NCC yang ada di sini. Karena narasi dari mbak feronya yang selalu meyakinkan, aku jadi terprovokasi untuk mengikuti resep ini. 

Di bawah ini adalah resep asli, karena aku mengalami kesalahan yang fatal (aku lupa mengunakan margarin dan aku masih belum sadar hingga keesokan harinya). Kesalah ini mengiring kukis semprit keju ini berubah bentuk menjadi kukis sagun dengan rasa yang garing namun enak. Resep yang dibawah adalah resep asli sedangkan yang dalam kurung adalah resep kukis sagun karangan ku:


Semprit yang berubahujud jadi sagun bakar

Bahan:

300 gram tepung sagu (aku tambahkan sekitar 120 gr lagi tepung tapioka)
2 lembar daun pandan (aku pakai 4 lembar, biar wangi)
100 gram margarine (kelupaan, jadi nga pakai)
50 gram mentega (butter)
150 gram gula halus (aku tambahkan sekitar 80 gr lagi)
1 butir kuning telur
100 gram keju edam, parut (Aku pakai juga keju cheddar)
50 ml santan kental siap pakai (aku tambahkan sekitar 100 ml lagi santan kental)

Cara membuat:

Versi Mbak Fe: Sangrai tepung sagu dan daun pandan dengan api kecil hingga daun pandan kering. Angkat, dinginkan. Kocok margarine dan mentega hingga putih dan lembut masukkan gula, kocok rata. Tambahkan kuning telur, kocok rata.

Campur tepung sagu dan keju parut, tuang bertahap kedalam adonan mentega, aduk rata.
Tambahkan santan, aduk lagi hingga rata. Masukkan adonan ke dalam plastik segitiga yang telah diberi spuit bintang semprotkan ke dalam loyang tipis yang sudah dioles mentega dan ditabur tepung. Oven selama 40 menit dengan api kecil saja supaya tidak gosong.

Versi aku, yang cukup menyimpang dari resep asli plus cerita dikit ya…:

Bikinnya kebut, soalnya Hanif terlihat mengantuk nga mau diajak main neneknya. Saat aku mau meras santan, Hanif tampaknya pingin ASI, ya udah pending dulu sampai tahap mencampur terigu ke adonan mentega dan saat itu aku nga sadar kelupaan memasukkan margarin. Adonan aku masukkan ke kulkas. Hampir satu jam kemudian aku lanjut meras santan dan ngeluarin adonan dari kulkas. Aku tambah santan 50 ml tapi adonan kok masih keras. Apa karena aku masukkan ke kulkas adonan jadi kering ya? Pikirku. trus aku tambah aja lagi air santan sedikit, tetap juga masih keras adonannya.

Aku heran, kesalahannya ada dimana. Kalo kadar air dalam adonan kurang, setelah ditambahkan sedikit santan mestinya kue udah bisa disemprit, tapi ini ngak. Trus santannya aku tambah lagi sampe 90 ml. Hasilnya, adonan jadi lebih lunak/lembek dan bisa disemprit. Namun hasil sempritan diloyang seperti meleleh, dan gak berbertuk bunga, aku mulai keringatan dan bertanya2 kenapa bisa begini ya. Ok, aku nyerah deh untuk tetap berharap adonan ini bisa jadi kue semprit spt yang aku idamkan.

Akhirnya aku putuskan menjadikan adonan ini versi kue sagun bakar, hehehe... kue tempo dulu… trus aku tambahkan tepung tapioka lagi dan gula dengan takaran yang dikira2 sampai adonan tidak meleber saat setelah dicetak. Hasilnya enak eee, garing banget. Hehe2.,Alhamdulillah adonannya ga kebuang bahannya kan lumayan mahal juga…

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...